Oleh : Hariyanto
Siapa
yang tidak mengenal K-13, setelah diperkenalkan sejak tahun 2013 di semua
lembaga pendidikan di Indonesia. Saat itu gaungnya sungguh terasa. Bukan karena
kabaharuannya, bahkan dalam beberapa alasan kemunculannya. Seperti pada umumnya
kurikulum baru K-13 disosialisasikan dengan sangat intensif dan gencar kepada
seluruh guru dan tenaga kependidikan. Seperti berburu waktu, pelaksanaannya
juga dalam waktu relatif singkat. Buku siswa dan Buku guru pengiring K-13
dihadirkan langsung untuk disajikan di depan siswa dan guru. Pelatihan K-13 pun
berjalan masif, walau sempat ditunda pelaksanaannya saat ganti Menteri baru.
Kita
sempat melihat dan merasakan semangat pembaharuan pendidikan yang dibawakan
K-13. Lihatlah latar belakang munculnya K-13 saat itu dengan mempertimbangkan
berbagai kompetensi antara lain :
Kompetensi Masa Depan
1)
Kemampuan berkomunikasi
2)
Kemampuan berpikir jernih dan kritis
3)
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
4)
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
5)
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan
6)
yang berbeda
7)
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
8)
Memiliki minat luas dalam kehidupan
9)
Memiliki kesiapan untuk bekerja
10) Memiliki
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
11) Memiliki
rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Pandangan
yang sangat komplit terhadap suatu kompetensi yang bisa dimiliki oleh siswa.
Disamping itu juga K-13 muncul setelah tahun 2000, yang mana orientasi kurikulumnya
sudah berbasis Kompetensi,bersifat praksis. Yang mana merupakan gabungan erat antara
ciri kurikulum berbasis materi, berbasis proses dan produk . Prinsip pengembangan K-13 adalah Kurikulum
yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif,
Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang
terintegrasi. Bukan hal itu sangat ideal dan begitu sejalan dengan Kumer saat
ini ?
Ada 4 Perubahan Besar dalam Kurikulum 2013
dibanding kurikuum sebelumnya yaitu : 1)
Konsep kurikulum: Seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. 2) Buku
yang dipakai : - berbasis kegiatan (Activity base) - Untuk SD ditulis secara
terpadu (Tematik terpadu) 3). Proses Pembelajaran. 4) Proses Penilaian.
K-13
juga memperhatikan pembentukan karakter siswa antara lain melalui pembinaan
Pramuka, Budi Pekerti maupun Literasi serta pembiasaan baik lainnya.
Sampai
disini kita bisa melihat sebenarnya ada titik persamaan yang hendak dituju dalam
K-13 dan Kumer saat ini. Karena terjadi perubahan besar akibat pandemi Covid
19 yang melanda seluruh dunia, mengakibatkan proses pembelajaran di sekolah
menjadi berbeda, sehingga muncul sebuah alternatif Kurikulum (2013) Darurat; yang
memuat materi essensial di sekolah. Kemudian kurikulum darurat inilah menjadi
titik lahirnya Kumer.
Hal
yang mungkin membedakan adalah Pertama, model pelaksanaan atau
proses pembelajarannya. Bahwa K-13 belum terlalu mengedepankan penggunaan IT
dalam hal ini komputer dan HP Android dalam pembelajaran, maka Kumer sangat
memperhatikan hal itu karena situasi dan kondisi yang mengarah pada penggunaan
media tersebut. Kedua, penekanan pendidikan karakter lebih ditegaskan lagi
dengan adanya kegiatan Projek Sekolah berbasis Pembentukan Profil Pelajar
Pancasila yang langsung diberikan alokasi waktu yang cukup, yaitu 72 jam
pertemuan dalam setahunnya.
Jika
menyorot pada model pembelajarannya kedua kurikulum ini tidak jauh berbeda
bahkan sama, yaitu menggunakan model pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik antara lain, Problem Based Learning (PBL); Discovery Learning, dan Inquiry. Jika menyorot masalah assesment, hanya berubah
nama dari Penilaian Harian (Formatif) ; Penilaian Akhir Semester (
Sumatif). Selebihnya adanya Capaian
Pembelajaran yang diatur dalem beberapa fase, serta pembaharuan model RPP dalam
bentuk Modul Ajar.
Apa
pun keadaannya kini, kita hanya bisa berucap “Selamat Tinggal K-13.”
Kita
sambut dengan merdeka Belajar menggunakan Kurikulum Merdeka dan kita jalani
setiap tahapan dengan profesional sebagai seorang guru. Dengan mendalami kelebihan dan kelemahan
dalam setiap Kurikulum, kita berharap bisa memetik hal-hal baik dari praktik
sebelumnya untuk kemudian ditingkatkan untuk ke depannya.
Sebagai
guru , siswa maupun orangtua, kita berharap semoga kumer ini akan benar-benar
membawa perubahan di dunia pendidikan lebih baik secara cepat.
Semoga.
Blitar,
10 Juli 2022
Hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar