TIP
MENGGANTI JUDUL PUISI
Oleh. Hariyanto
Mungkin
ini cara mengganti judul puisi merupakan hal yang tidak terpikirkan selama ini.
Karena secara umum penyair menulis puisi sudah lengkap dengan judulnya dan
selesai ketika titik kata terakhir dituliskan. Setelahnya tinggal dinikmati dan atau
dibacakan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dalam lomba-lomba.
STOP
!! ya ........Berhenti sejenak disini.
Dipikir dulu .....
Sudah
?
Nah
itu dia. Cobalah dan praktikkan. Buatlah sebuah puisi ( jangan panjang-panjang)
cukup 20 kata seperti puisi 2.0. (praktiknya boleh kurang dari 20 kata kok ) Beri
judul dulu dan susun baitnya dengan kata-kata indah dan pilihan. Ketika selesai
jadilah sebuah puisi nan indah. Sudah berirama, sudah berdiksi, sudah mempunyai
tema dan bahkan sudah mempunyai isi yang pesan yang sangat bagus.
Setelah
jadi.... Ya cobalah mengganti judulnya.
Menjadi judul lain sama sekali, tentu tetap melihat kesesuaian dengan isi dan
temanya. Jika sudah rasakan.....pasti ada sensasi lain yang muncul. Jika hal
ini terjadi maka lolos lah yang dinamakan mengganti judul puisi menjadi puisi
baru yang “lebih” bernilai.
Langkah
ini kelihatannya mudah tetapi memerlukan latihan yang berkali-kali. Jadi
pesannya jangan bosan mencoba dan praktikkan. Siap nggih ?
Ini
cara baru ?? Ya bagi sebagian besar, tetapi langkah ini termasuk salah satu
cara memberi “makna “ puisi menjadi nilai lebih mendalam. Setidaknya sudah ada
2 pengertian yaitu puisi yang asli dan yang baru. Inilah cara memasukkan satu
gaya bahasa ke dalam sebuah puisi. Tip memasukkan gaya bahasa ke dalam sebuah
puisi merupakan salah satu penguat puisi. Penguat makna dan kedalaman isinya. Tentu
saja di samping diksi, irama dan tip lain seperti pengulangan kata.
Jadi
cara mengganti judul puisi ini termasuk cara memasukkan gaya bahasa tertentu
dalam puisi. Kali ini gaya bahasanya disebut METONIMIA. Apa arti gaya bahasa
atau majas metonimia ? Berikut
pengertian dari Wikipedia :
Metonimia adalah
sebuah majas yang
menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya
yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Gaya bahasa ini biasa disebut
pengganti nama yang berupa atribut, objek atau penggunaan sesuatu yang lebih dekat dan
berhubungan dengan pengganti objek tertentu.( Wikipedia, 15.10.2021)
Setidaknya ada 3 ciri-ciri dalam gaya bahasa
metonimia, yaitu seperti berikut:
➤ Di dalam gaya bahasa metonimia memiliki tiga jenis relasi
kontiguitas atau keterpautan yakni kausal, spasial dan temporal
➤ Gaya bahasa metonimia digunakan untuk menggantikan suatu
nama barang atau benda dengan menggunakan kata lainnya seperti ciri khusus,
merk barang, jenis dan sebagainya.
➤ Adanya hubungan dari kata yang digunakan untuk mengganti
nama suatu benda tersebut seperti merk yang sangat melekat dengan barang tersebut.
(https://www.cryptowi.com/majas-metonimia/)
Contoh:
1.
Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.
2.
Mobil diganti
dengan Kijang.
3.
Pasta gigi diganti
dengan Odol.
4.
Air Mineral diganti
dengan Aqua.
6. Mini 4WD diganti dengan Tamiya
Terapan dalam kalimat:
1.
Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
2.
Kakak pergi naik Kijang hijau.
3.
Ibu menyuruh adik untuk
membeli Odol.
4.
Kakak lebih suka minum Aqua dibandingkan
dengan air rebusan.
5.
Ketua RT di wilayah sedang
sosialisasi mengunakan Toa.
Penjelasan:
1.
Kata Djarum Coklat pada kalimat di
atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat),
melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.
2.
Kata Kijang hijau pada kalimat di
atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang
bewarna hijau),
melainkan sebuah merek mobil Toyota
Begitulah
pengertian dasarnya. Sekarang praktiknya ke dalam puisi tentu ada cara
tertentu. Intinya sama, tulislah sebuah puisi tentang obyek tertentu dibuat
terlebih dahulu secara jelas. Setelah jadi maka, ubahlah judul puisi tersebut
dengan melihat kesesuaiannya dengan isi puisi. Misal cerita tentang vas bunga
di ruang tamu....setelah dibuat dalam sebuah bait puisi.....judul vas bunga
diganti dengan Bapak. Hasilnya jrenggg........bapak menjadi seperti bunga sedang
berada di ruang tamu. Puisi menjadi makin “berisi” karena pengertiannya menjadi
semakin dalam. Penulisnya puas, karena “sang Bapak” digambarkan seperti bunga,
berhasil menjadi puisi “indah.”
Contohnya
berikut ini :
Puisi
berjudul “PAS BUNGA”
PAS BUNGA
di tengah ruangan
Tepat di meja ukir
bibirnya kriting menggugit tangkai
tembus ke ulu hati
sudah lama perutmu kembung
duduk di atas alas
Perhatikan
sesaat, setelah diganti judulnya menjadi BAPAK
BAPAK
di tengah ruangan
Tepat di meja ukir
bibirnya kriting menggugit tangkai
tembus ke ulu hati
sudah lama perutmu kembung
duduk di atas alas
Aneh
? Ya begitulah prosesnya. Sebuah puisi kini telah dimasukkan sebuah gaya bahasa
METONIMIA. Puisinya menjadi sedikit
aneh. Namun setelah direnungkan artinya, bisa saja sang Bapak sedang duduk di
ruang tamu
Contoh
ke 2 :
Puisi
berjudul “BOHLAM MATI.”
BOHLAM MATI
bulat menggelayut
tak lagi terang di ruang gelap
Disana
Diantara lelangit rumah
Ia mati menggelantung
Tidak busuk
Tapi
Tetap dibuang
Disini judulnya kita ganti dengan “PERJAKA TUA.”
Lihatlah hasilnya :
PERJAKA TUA
bulat menggelayut
tak lagi terang di ruang gelap
Disana
Diantara lelangit rumah
Ia mati menggelantung
Tidak busuk
Tapi
Tetap dibuang
Atau diubah judulnya menjadi “SANG KAKEK.”
SANG KAKEK
bulat menggelayut
tak lagi terang di ruang gelap
Disana
Diantara lelangit rumah
Ia mati menggelantung
Tidak busuk
Tapi
Tetap dibuang
Coba rasakan.....apa perbedaan antara puisi aslinya
BOHLAM MATI dengan yang ke 2 dan ke 3.....Perjaka Tua dan Sang Kakek ? Jika
kita telaah dan pikirkan maka .....
Kita seolah mendapatkan pengertian baru yang ada
kimiripan akan nasib si Bohlam Mati dalam isi puisinya. Ada rasa baru, seperti
ada kedalaman “makna” baru.
Inilah akibat kita mengubah JUDUL PUISI nya saja.
Inilah TIP mengubah Judul Puisi dengan menggunakan Gaya Bahasa Metonimia.
Ini adalah salah satu fase penting dalam menulis
puisi.
Semoga bisa dipahami dan selamat berkarya.
Semoga Bermanfaat. Aamiin.
Blitar, 16 Oktober 2021
Mantaap, bertambah lg ilmu..
BalasHapusmantap...mantap
BalasHapusterima kasih sudah berbagi ilmunya Pak
Ilmu baru untuk berpuisi. Terima kasih sudah berbagi, Pak.
BalasHapus