Sabtu, 16 Oktober 2021

TIP MENGGANTI JUDUL PUISI

 


TIP MENGGANTI JUDUL PUISI  

Oleh. Hariyanto

Mungkin ini cara mengganti judul puisi merupakan hal yang tidak terpikirkan selama ini. Karena secara umum penyair menulis puisi sudah lengkap dengan judulnya dan selesai ketika titik kata terakhir dituliskan. Setelahnya tinggal dinikmati dan  atau  dibacakan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dalam lomba-lomba.

 

STOP !!  ya ........Berhenti sejenak disini.
Dipikir dulu .....

Sudah ?

 

Nah itu dia. Cobalah dan praktikkan. Buatlah sebuah puisi ( jangan panjang-panjang) cukup 20 kata seperti puisi 2.0. (praktiknya boleh kurang dari 20 kata kok ) Beri judul dulu dan susun baitnya dengan kata-kata indah dan pilihan. Ketika selesai jadilah sebuah puisi nan indah. Sudah berirama, sudah berdiksi, sudah mempunyai tema dan bahkan sudah mempunyai isi yang pesan yang sangat bagus.

 

Setelah jadi.... Ya cobalah mengganti  judulnya. Menjadi judul lain sama sekali, tentu tetap melihat kesesuaian dengan isi dan temanya. Jika sudah rasakan.....pasti ada sensasi lain yang muncul. Jika hal ini terjadi maka lolos lah yang dinamakan mengganti judul puisi menjadi puisi baru yang “lebih” bernilai.

Langkah ini kelihatannya mudah tetapi memerlukan latihan yang berkali-kali. Jadi pesannya jangan bosan mencoba dan praktikkan. Siap nggih ?

 

Ini cara baru ?? Ya bagi sebagian besar, tetapi langkah ini termasuk salah satu cara memberi “makna “ puisi menjadi nilai lebih mendalam. Setidaknya sudah ada 2 pengertian yaitu puisi yang asli dan yang baru. Inilah cara memasukkan satu gaya bahasa ke dalam sebuah puisi. Tip memasukkan gaya bahasa ke dalam sebuah puisi merupakan salah satu penguat puisi. Penguat makna dan kedalaman isinya. Tentu saja di samping diksi, irama dan tip lain seperti pengulangan kata.  

 

Jadi cara mengganti judul puisi ini termasuk cara memasukkan gaya bahasa tertentu dalam puisi. Kali ini gaya bahasanya disebut METONIMIA. Apa arti gaya bahasa atau majas metonimia ?  Berikut pengertian dari Wikipedia  :

 

Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Gaya bahasa ini biasa disebut pengganti nama yang berupa atributobjek atau penggunaan sesuatu yang lebih dekat dan berhubungan dengan pengganti objek tertentu.( Wikipedia, 15.10.2021)

Setidaknya ada 3 ciri-ciri dalam gaya bahasa metonimia, yaitu seperti berikut:

  Di dalam gaya bahasa metonimia memiliki tiga jenis relasi kontiguitas atau keterpautan yakni kausal, spasial dan temporal

  Gaya bahasa metonimia digunakan untuk menggantikan suatu nama barang atau benda dengan menggunakan kata lainnya seperti ciri khusus, merk barang, jenis dan sebagainya.

  Adanya hubungan dari kata yang digunakan untuk mengganti nama suatu benda tersebut seperti merk yang sangat melekat dengan barang tersebut.

(https://www.cryptowi.com/majas-metonimia/)

Contoh:

1.   Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.

2.   Mobil diganti dengan Kijang.

3.   Pasta gigi diganti dengan Odol.

4.   Air Mineral diganti dengan Aqua.

       5.Megafon diganti dengan Toa
         6. Mini 4WD diganti dengan Tamiya
         7. Sport Utility Vehicle (SUV) diganti dengan Jeep


Terapan dalam kalimat:

1.   Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.

2.   Kakak pergi naik Kijang hijau.

3.   Ibu menyuruh adik untuk membeli Odol.

4.   Kakak lebih suka minum Aqua dibandingkan dengan air rebusan.

5.   Ketua RT di wilayah sedang sosialisasi mengunakan Toa.

Penjelasan:

1.   Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.

2.   Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota

 

Begitulah pengertian dasarnya. Sekarang praktiknya ke dalam puisi tentu ada cara tertentu. Intinya sama, tulislah sebuah puisi tentang obyek tertentu dibuat terlebih dahulu secara jelas. Setelah jadi maka, ubahlah judul puisi tersebut dengan melihat kesesuaiannya dengan isi puisi. Misal cerita tentang vas bunga di ruang tamu....setelah dibuat dalam sebuah bait puisi.....judul vas bunga diganti dengan Bapak. Hasilnya jrenggg........bapak menjadi seperti bunga sedang berada di ruang tamu. Puisi menjadi makin “berisi” karena pengertiannya menjadi semakin dalam. Penulisnya puas, karena “sang Bapak” digambarkan seperti bunga, berhasil menjadi puisi “indah.”

Contohnya berikut ini :

 

Puisi berjudul “PAS BUNGA”

 

 

PAS BUNGA

 

di tengah ruangan

Tepat di meja ukir

bibirnya kriting menggugit tangkai

tembus ke ulu hati

sudah lama perutmu kembung

duduk di atas alas

 

Perhatikan sesaat, setelah diganti judulnya menjadi BAPAK

 

BAPAK

 

di tengah ruangan

Tepat di meja ukir

bibirnya kriting menggugit tangkai

tembus ke ulu hati

sudah lama perutmu kembung

duduk di atas alas

 

Aneh ? Ya begitulah prosesnya. Sebuah puisi kini telah dimasukkan sebuah gaya bahasa METONIMIA.  Puisinya menjadi sedikit aneh. Namun setelah direnungkan artinya, bisa saja sang Bapak sedang duduk di ruang tamu

 

Contoh  ke 2 :

 

Puisi berjudul “BOHLAM MATI.”

 

 

BOHLAM MATI

 

bulat menggelayut

tak lagi terang di ruang gelap

 

Disana 

Diantara lelangit rumah

Ia mati menggelantung

Tidak busuk

Tapi

Tetap dibuang

 

Disini judulnya kita ganti dengan “PERJAKA TUA.”

Lihatlah hasilnya :

 

PERJAKA TUA

 

bulat menggelayut

tak lagi terang di ruang gelap

 

Disana 

Diantara lelangit rumah

Ia mati menggelantung

Tidak busuk

Tapi

Tetap dibuang

 

Atau diubah judulnya menjadi “SANG KAKEK.”

 

SANG KAKEK

 

bulat menggelayut

tak lagi terang di ruang gelap

 

Disana 

Diantara lelangit rumah

Ia mati menggelantung

Tidak busuk

Tapi

Tetap dibuang

 

Coba rasakan.....apa perbedaan antara puisi aslinya BOHLAM MATI dengan yang ke 2 dan ke 3.....Perjaka Tua dan Sang Kakek ? Jika kita telaah dan pikirkan maka .....

Kita seolah mendapatkan pengertian baru yang ada kimiripan akan nasib si Bohlam Mati dalam isi puisinya. Ada rasa baru, seperti ada kedalaman “makna” baru.

Inilah akibat kita mengubah JUDUL PUISI nya saja.
Inilah TIP mengubah Judul Puisi dengan menggunakan Gaya Bahasa Metonimia.

Ini adalah salah satu fase penting dalam menulis puisi.

Semoga bisa dipahami dan selamat berkarya.

Semoga Bermanfaat. Aamiin.

 

Blitar, 16 Oktober 2021

 

 

3 komentar: