Selasa, 19 Oktober 2021

PUISI 2.0 MASIH TENTANG MALAM



PUISI 2.0 TENTANG “MALAM”

Oleh. Hariyanto

 

Salam LITERASI

Hari ini kembali saya menyajikan P2.0 atau disebut Puisi 2.0 yang terpilih, sedikitnya ada pujian dari sang gurunya. Seperti puisi TEGASLAH karya Rasposet, dan tidak lupa hari ini saya juga memuat  2 karya penggagas  P.2.0 Endang Kasupardi yang saya ambil dari Grup WA kami. Sementara saya mencoba menulis puisi masih bertemakan bekas hujan kemarin, yaitu TANAH BASAH, dan juga suasana malam dalam DUA JAM DINDING..... Uniknya lagi suasana malam juga digambarkan oleh Sang Guru dalam judul BIASANYA JIKA MALAM  dan LULUR

Tak kalah serunya Ibu Pujiatun juga berkisah tentang malam dalam SELIMUT.

Dan Efrizal RB. Cotho menunjukkan semangatnya sudah menulis P.2.0 yang ke 60. Selamat ya. Bung Efrizal.......berkisah tentang TABIAT, LEL:EH, KERIPUT dan  RISAU......

Akhirnya kita sajikan beberapa puisi ini dengan harapan bisa menghibur dan mengambil hikmah darinya. Tulisan puisi ini menunjukkan semangat berkarya dari penulisnya.

 

SALAM LITERASI

Blitar, 19.10.2021

 

 

TANAH BASAH

Oleh. Hariyanto

 

Tanah basah pagi ini

Membekas di sepanjang jalan

Berbalut batuan kerikil

Berumput hijau

Pasir bertanah hitam

Menempel

Di tapak kaki.

 

 

BOLE TENES

 

Bola hijau muda

Terantul-antul

Ringan melayang

Di atas lantai

Sebelum diam

Dalam dekapan

Jemari anak kecil

Tertawa riang.

 

 

 

MENDUNG

Oleh. Hariyanto

 

Awan itu mengabut

Hitam dan berguruh

Gemuruh lantang

Berarak pelan

Menurun

Menutup pandang

Berubah hujan.

 

Blitar. 19.10.21

 

SPEAKER

Oleh. Hariyanto

 

Suaranya begitu jelas

Tajam di telinga

Menyusur kebisingan

Membawa pesan

Kadang sumbang

Kadang teduh

Lewatnya

Jiwa

Dikenalkan.

 

Blitar. 19.10.21

 

 

DUA JAM DINDING

Oleh. Hariyanto

 

Nyaris bersatu denting

Sahut menyahut

Saling kejar

Klik klok....klik klok

Dua nada

Memecah sunyi

Di ruang sepi

Setiap malam.

 

 

BIASANYA JIKA MALAM

Endang Kasupardi

 

 

berjalan terhuyung-huyung

tiap pintu dipegang daunnya

"gemeteran," katamu

aku memegang pinggangmu

biasanya geli

kini engkau

pasrah

 

 

Endang Kasupardi: Ini puisi fase 1 ya.

Subjektif (individual)

 

LULUR

Oleh : Endang Kasupardi: Fase 1

 

 

bukalah segala penutup

tubuhmu

Jika lidahmu kelu

biarkanlah

tangan-tangan menyentuh

segala kering berdebu

agar

eycaliptus menembus

kulitmu

 

 

 

 

TEGASLAH

Oleh. Rasopset

 

jangan membuatku tersesat

di antara jawabanmu yang abu-abu

 

aku semaput

lama menunggu

dalam waktu penuh lumut

 

19/10/2021

 

 

 

MIMPI

 

malam tadi

dia datang kembali

tak berkata-kata

hanya menatap tajam

di matanya lompat

sebuah pertanyaan

yang tak bisa diterjemahkan

 

rasopset P2.0

 

 

 

SELIMUT

Oleh. Pujiatun

 

Lembut beludru

Menutupi

Dari dingin malam

Meski tak menghapus sepi

Namun cukup menghangatkan

 

 

SAHABAT

Oleh . Pujiatun

 

Lembut beludru

Menutupi

Dari dingin malam

Meski tak menghapus sepi

Namun cukup menghangatkan

 

 

56. TABIAT

Karya : EFRIZAL RB COTHO

 

 

Tingkahmu?...

Polah dan gayamu...

Apa lagi kebiasaanmu

Cerminan sikapmu

Sosok nyata

Wujudmu sang kelana

 

57. TANDEH

Ludes....rata

Mencekung terkikis

Tak rersisa

Mengerus

Menghisap

Lalu hampa

 

58. RASA

Tak berwujud

Bukan hantu

Tapi penyusut

Dicari...diinginkan

Penyusut

Ditolak tak disukai

Pilihan hati

 

58. KERIPUT

Lekuk makin jelas

Penghantar sisa usia

Goresan nyata perjuangan

Senja menyapa

Pagi berlalu

Menuju penutup cerita

 

59. LELEH

Tak ada beku

Akan mencair

Kedinginan Sukma

Melebur

Sirna bersama mentari

Keceriaan menanti

 

60. RISAU

Haluan tak terarah

Bergayut mendung

Menepis ceria

Hilang pedoman

Hilang rasa

Hilang tingkat strata

 

Selasa, 19 Oktober 2021

6 komentar:

  1. Terimakasih Cak Inin.....Salam Literasi

    BalasHapus
  2. Basah sejak semalam
    Guyur hujan tanpa ampun
    Tak henti berdebar
    Angin mengikuti kencang
    Hanya bisa diam
    Dengan berjuta doa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mbake...sudah menambahi puisi MALAM. AYo ditunggu berikutnya

      Hapus