PUISI 2.0 MEMAHAMI PUISI SATU OBYEK
Begitu mengenal jenis puisi 2.0 saya
tertarik mempelajarinya. Puisi yang mensyaratkan tidak lebih dari 20 kata ini
begitu ringkas. Bentuknya sederhana karena hanya melihat satu obyek untk satu
judul puisi.....motto PUISI 2.0 adalah
Ø SATU PUISI
Ø SATU OBYEK
Ø SATU SUDUT PANDANG
Puisi ini
dikreasi dan digagas oleh Dr.
Endang Kasupardi saat menyelesaikan studi S3 di UPI 2010.
Puisi ini lahir sebagai antisipasi jawaban atas perkembangan
zaman yang serba cepat dan digital dengan tingkat kesibukan orang yg luar
biasa. Dgn kondisi ini ke depan tidak ada lagi waktu untuk menulis atau membaca
dan menikmati puisi yang panjang. Bagaimana caranya dalam waktu terbatas orang
masih sempat menikmati puisi, maka solusinya harus dibuat puisi yang hemat kata
tapi bermakna. Atas dasar itulah lahir puisi yang hanya maksimal 20 kata tapi
bermakna.
Kali ini saya persembahkan puisi 2.0 semoga bisa menghibur hati dan menikmatinya. Aamiin.
SHALAWAT
Oleh. Hariyanto
Kidung
shawalat
Menjadi penyejuk
hati
Di segala
masa
Menghimpun doa
Maha
Pencipta
Menitahkan Malaikat-Nya
Bersama manusia
Malam ini
pun
Bershalawat.
Blitar,
12.10.21
MENTARI PAGI INI
Oleh. Hariyanto
Pagi ini cahyamu
Temaram
Ada mendung menghadang
Berarak
Seperti pasukan perang
Berparade
Ke medan laga
Mentari
Sibuk menghalau
Debu
Blitar, 12.10.21
SEBATANG POHON RAMBUTAN
Oleh. Hariyanto
Sebatang pohon Rambutan
Daunnya lebat merindang
Diterpa hembusan
Semilir angin pagi
Seribu kicauan
Burung bernyanyi
Simfoni pagi
Mentari tersenyum
Blitar, 12.10.21
NEW NORMAL
Oleh. Hariyanto
Era baru
Ada rasa
Ada cita-cita
Hilang
Atau bahkan
Kita tanggalkan
Dan masker itu
Tetap saja
Mengikuti
Blitar, 12.10.21
BUAH TANGAN
Oleh.
Hariyanto
Ketika
salam erat berpadu
Ada yang
tersisa
Mengganjal
Dalam relung
rasa
Buah tangan
Menjadi perekat
Seribu kenangan
Blitar,
12.10.21
SENYUMAN
Sebuah perjuangan
Terkadang tak
menemukan jalan
Meski sedikit
Seyummu
Adalah limpahan
energi
Tak terlihatkan
Bahwa bukti
Sudah menyenangkan
hati
Orang.
Blitar,
12.10.21
Sebagai sebuah inspirasi yes okey, walaupun dalam hal pembatasan 20 kata, kalimatnya mayoritas tersusun tak lebih dari 2 kata bagi pribadi saya yang lebih suka pada puisi ala-ala Gus Mus atau D Zawawi Imron kesannya kering.
BalasHapusBelakangan pula kita mengenal pentigraf. Sebuah cerpen yang sangat simpel sebab hanya 3 paragraf. Okey. Ini bagian perkembangan seni dan budaya yang tak mungkin kita melewati ya begitu saja.
Selamat Berkreasi
Maaf pendapat sangat pribadi
Terimakasih sudah berbagi di blog ini. Sebagai pendapat pribadi sah saja. Memang sebagai karya sastra, ditulis berdasarkan imajinasi seseorang penulisnya. Produk tulisan itu pun bermacam model, jika puisi itu pun beragam, jika cerpen ada pentigraf. Saat ini mungkin saya sebagai penulis sedang menyukai pentigraf dan puisi 2.0. karena kesederhanaannya. Bisa jadi betul....puisi akan kering...karena terlalu singkat menggambarkannya. Tetapi untuk melatih diri mempertajam tulisan atas satu obyek atau kejadian dalam batas kata tertentu adalah sah juga. Dan sementara ini saya menikmatinya. Ya anggaplah ini sebagai curah pendapat dari sebuah diskusi, salam literasi
HapusSaya mau belajar
BalasHapus