IMAJINASI TIDAK SAMA DENGAN KHAYALAN
Oleh, Hariyanto
Dalam karya sastra sering disebutkan adanya imajinasi dalam karyanya. Lalu apakah imajinasi itu ? Apakah sama dengan daya khayal ?
Ternyata imajinasi tidak sama dengan khayalan.....
Berikut penjelasan singkat dari Dr. Tengsoe Tjahjono, penyair sekaligus penggagas Pentigraf. Tulisan ini saya kutip secara utuh dari facebook KPI (Kampung Pentigraf Indonesia) tanggal 12 Oktober 2021 malam ini.
Tengsoe Tjahjono
Hakikat Imajinasi
Sastra bersifat imajinatif. Imajinasi bukanlah daya khayal, bukan pula fantasi. Sastra ditulis berdasarkan inspirasi yang lahir karena persinggungan sastrawan dengan dunia sekitarnya. Sastra bukan berangkat dari kekosongan.
Imajinasi berarti kemampuan pengarang dalam menata dan menjahit mozaik atau perca-perca pengalaman menjadi sebuah teks yang utuh dan padu. Sastrawan yang tidak memiliki pengetahuan dunia yang cukup tidak mungkin memiliki inspirasi untuk menulis. Inspirasi tidak datang dari langit, inspirasi lahir dari keterlibatan pengarang dengan dunia nyata.
Pengalaman itu diperoleh dari: (1) banyak membaca, (2) banyak menulis, (3) banyak mengamati, dan (4) banyak terlibat dengan kehidupan.
Tanpa itu semua tidak mungkin rasanya seseorang menjadi pengarang besar.
Selamat menulis
SEMOGA TULISAN INI MENAMBAH SEMANGAT MENULIS.
SALAM LITERASI
Blitar, 12 Oktober 2021
Wah pengetahuan baru nih. Makasih Pak..
BalasHapusTerima kasih telah berbagi.
BalasHapusSalam literasi pak. Terima kasih untuk inspirasi menulisnya.
BalasHapus