Oleh, Hariyanto
Saya sangat berterimakasih mendapat masukan begitu berharga
dari Dr. Endang Kasupardi dalam menulis puisi P20. (Puisi 2.0 ) . Yaitu catatan untuk puisi SEPAK
BOLA yang disebutnya sebagai sebuah TOPIK. Maka untuk fokus TOPIK itu harus
dipecah menjadi beberapa bagian seperti ; BOLA, WASIT, PEMAIN, SEPATU, KOSTIM, PENJAGA GAWANG dll. Maka dari itu sahabat disini
saya mencobanya menguraikan. Mohon masukannya nggih.
Note : Ini masukan beliau di WA....saya kutipkan utuh
Sedikit ada yang keliru. Saya langsung koreksi agar tidak menjadi salah paham berkepanjangan.
Jika ingin membahas sepak bola, maka sepak bola adalah TOPIK. Dari topik ini dibagi bagi lagi menjadi beberapa TEMA, yakni; ada wasit, bola, pemain, lapang, penjaga gawang, rumput, kerikil, bendera, pluit, dlsb.
Dari tema tema yang banyak itu, pilih salah satu, dan itu menjadi fokus bahasan untuk puisi dan dijadilan judul sementara.
*) meluruskannya
seperti itu
(ENDANG KASUPARDI)
Ini contoh P20. Judul awalnya
SEPAK BOLA
Ketika bola
ditendang
Berebutlah mereka
Dengan segala
upaya
Menjegal menyodok
Mendorong menendang
Pada satu
arah
Yang sama
Malam ini saya mencoba memecah TOPIK sepak bola menjadi
beberapa tema /fokus . Semoga sesuai
harapan.
BOLA
Bola bundar
Punya sejarah
besar
Berputar
tiada henti
Diberbagai laga
Ketika kaki
emas menendangnya
Melayang
Memantul ke
segala bidang
PEMAIN BOLA
Aku juga
manusia
Begitu nyanyian
pemain bola
Tatkala
tendangannya
Melesat tanpa
sasaran
Namun ada
juga
Bermain seadanya
Bersama Gajah.
PEMAIN
PROFESIONAL
Muda
Matang
Penuh
perhitungan
Tampan
Gesit
lincah
Cekatan
Tanpa ragu
Menendang
bola
Masuk ke
gawangnya .
WASIT SEPAK
BOLA
Peluit
panjang
Memecah suara
di lapangan
Seketika
gemuruh kakinya
Menyatu dengan
pemain
Berlari tanpa
henti
Telisik kecurangan
Tanpa pandang
bulu.
PENJAGA
GAWANG
Sesaat terpana
Ada bundaran
melayang di depannya
Begitu pelannya
Sepersekian
detik
Dia terhennyak
Ketika bola
bersarang
Di belakangnya.
PAHLAWAN
BOLA
Tatkala tangkisan
itu
Membuat bola
muntah
Keluar gawang
Untuk kesekian
kali
Membawa harum
bangsanya
Dari bawah
gawangnya.
SEPATU
Lapangan hijau
Memerlukan sepatunya
Yang dia
beli
Dari keringat
ibunya
Yang menabungkan
Sedikit demi
sedikit
Kumpulan
butir-butir nasi.
Blitar, 17
Oktober 2021
hebat
BalasHapushebatitu ada
tak hanya sebuah kata
kata bernakna
dari hati
Wah terimakasih Mbak Widut.......saya masih belajar ini. Mohon masukannya ya
BalasHapusSemakin terasah, semabgat terus berkarya..
BalasHapus