Senin, 25 Oktober 2021

PUISI 2.0 ; TUKANG PARKIR

TUKANG PARKIR

Oleh, Hariyanto


SALAM LITERASI,

Alhamdulillan. Pujis syukur kehadirat-Nya hari ini masih bisa terus berkarya menulis puisi 2.0 yang jumlah katanya dalam satu bait tidak lebih dari 20 kata. Justeru kurang dari 20 kata dibolehkan.

Dari beberapa puiisi hari ini ada 1 puisi berjudul TUKANG PARKIR mendapat catatan Guru Bapak Endang Kasupardi....intinya untuk diperbaiki dengan lebih dalam lagi menggambarkan detil wajah dan ciri tukang parkir dimaksuid. Ini sekaligus menandaskan, bahwa dalam menulis puisi 2.0 ini kita dituntut selalu fokus pada 1 obyek. Tuliskan detailnya dan baru diberi kesan dengan penggunaan berbagai majas, rima, ritma dan diksi tertentu. Disini pula kita diajak memahani sesungguhnya ada perbandingan isi puisi yaitu gabungan antara hal nyata dan rasa.  60 : 40.

Sulit kah ?

Ya jika kita tidak pernah mau mencobanya. Namun percayalah jika kita mencoba menuliskannya  secara teratur, dengan rutin maka akan emmberikan efek puisinya semakin sempurna. Puisinya semakin indah dan enak dinikmati. Puisinya memiliki nilai.

Kasus puisi saya dengan segala catatan guru sengaja saya tampilkan utuh dari karya pertama dan karya kedua setelah dipermak  (diperbaiki). 

Selamat menikmati

SALAM LITERASI

hariyanto

Blitar, 25.10.21

ANTREAN

Hariyanto:

 

 

Layar dibuka

Tangan bergerilya

Mengoyak layar

Hingga terdengar

Nomor antrean 105

Silakan ke loket 3

Layar pun ambyar

Gelap.

 

 

PERIKSA DIRI

Hariyanto:

 

 

Sekali ini

Duduk berjarak

Di antara tanda silang

Merah

Orang berjaga

Hingga duduk

Persis di ruang periksa

 

 

VAKSINASI

 

Panggilan demi panggilan

Mengarah pada satu

Titik yang tajam

Menyemburkan

Virus

Yang dilemahkan

Aduh

 

 

PERIKSA DIRI

 

Sekali ini

Duduk berjarak

Di antara tanda silang

Merah

Orang berjaga

Hingga duduk

Persis di depan dokter

 

 

TUKANG PARKIR

Hariyanto:

 

Serasa aman

Motor kuparkirkan

Tanpa kesepakatan

Motor pun kuambil

Tagihan 2000 rupiah

Muncul tanpa tiket.

 

Puisi Tukang Parkir mendapat catatan Guru sbb:

Endang Kasupardi: Coba lihat karakter tukang parkirnya. Sorot mata, gerakan tangan, baju bersaku, topi dan rambutnya

 

Endang Kasupardi: Dalam ilmu bahasa ada istilah neurolinguistik. Sarap sarap kebahasaan atau dengan kata lain bahasa batin. Bahasa yang muncul dari hati nurani.

 

Bahasa itu misalnya;

1. Kita berada para jarak berdiri yang jauh. Si A dan Si B. Nah si B ini seperti meludah diarahkan pada kita. Dia meludah tentu tidak kenak karena jauh, tapi kita tetap merasa terhenina.

 

2. Gerak tubuh, mengacungkan jempol atau jari tengah.

 

3. Kita terlempar dari jaringan. Terasa sakit, padahal kita tidak jatuh.

 

Dlsb.

 [12.03, 25/10/2021]  Jawsab saya Hariyanto: Ya pak.... terima kasih

Siap.permak

Dan hasilnya ......

 

 

TUKANG PARKIR

Hariyanto:

 

Tanpa kesepakatan

Motor pun kuambil

Tagihan 2000 rupiah

Dari tangan keras

Sorot mata.

Tajam

Mengiris jalan

Peluit pun

Menggelepar

 

Blitar, 25 Oktpober 2021

 

 

SUNGAI BRANTAS

Oleh. Hariyanto

 

Sungguh mata airmu jernih

Menerawang jauh

Sebelum labuh

di laut Jawa

Aliranmu membekas

Pada batu-batu sejarah

Peradaban maju

Raja-raja

 

Blitar, 25 Oktober 2021

 

PATUNG DWARAPALA

Oleh. Hariyanto

 

Sepasang Patung

Duduk jongkok

Diam membisu

Mata melotot

Gigi taring menyeruak

Gada di tangannya

Siap memukul tenggelam

Angkara murka

Dalam-dalam.

 

Blitar, 25.10.21

 

TEKUKUR

Oleh. Hariyanto

 

Suara tekukur

Mengingatkan panggilan

Azan mulia

Tatkala berhenti

Burung perkutut semedi

Asma-Nya

Dalam mata pejamnya.

 

Blitar, 25.10.21

 DESAH NAPAS

Hariyanto

 

Desahan napas panjang

Terputus-putus

Dalam hidung

Bersuara berat

Tersengal

Mengejar waktu

Menuju senja

 

Blitar, 25.10.21

 






4 komentar:

  1. Keren, terus berkarya dan dihimpun jd buku.tp sy semakin bingung ttg fokusnya haha..

    BalasHapus
  2. Menarik sekali puisinya, Pak
    Btw, saya baru tahu klo ada genre baru puisi 2.0
    Terimakasih postingannya ya.Pak :)

    BalasHapus
  3. Terima kasih dpt ilmu lagi dari Cak Har. Sy tertarik krindahan puisi Sungai Brantas, Tekukur dan Desah Napas. Lanjut

    BalasHapus
  4. Pantunnya banyak Pak. Rajin mengoleksi. Hehe ..

    BalasHapus