PUISI
TENTANG KEBESARAN TUHAN
Oleh. Hariyanto
SALAM
LITERASI
Kembali saya memperkenalkan beberapa karya bersama sang Guru dan beberapa sahabat lainnya. Kebetulan hari ini banyak karya menuliskan hal kebesaran Tuhan.
Semoga
sajian puisi ini bermanfaat. Aamiin.
SALAM LITERASI
BLITAR,
AHAD 24 OKTOBER 2021
hariyanto
NASI KOTAK
Oleh. Hariyanto
Jenang mrah
itu
Menjadi tanda
Syukur pada-Nya
Hatinya
tersimpan
Dalam kotak
kecil
Manis rasanya.
SEORANG JAMAAH
Oleh.
Hariyanto
Duduk di shaf
depan
Bersila di
atas sajadah
Hijau
Menanti iqomah
Berdoa
Lirih
Aamiin
Pungkasnya.
JAM DINDING
Klik klok klik
klok
Langkahnya
pasti
Menjadi teman
malam
Pecahkan sunyi
Klikklik
Seperti bercanda
Klokklok
Kembali menggoda
Yayaya.
MENDUNG
Oleh.
Hariyanto
Sejenak hitam
Awan di balik
kabutnya
Dingin
Hembusannya
Belum juga
Menurunkan
Tetes airnya.
Blitar,
24.10.2021
MUALAF
Ketika
suara azan
Terdengar masuk
Ke ulu hati
Menggetar jiwa
Melemas sendi
Menggerakkan
Nurani
Bersujud.
HIDAYAH
Ayat Al
Quran
Bertebaran di
langit
Tadarus malam
Ada yang
mengetuk
Telinga
Dan mengucurkan
Air mata
Membasah pipi.
Blitar,
24.10.2021
PESAN DARI
KUBURAN
Sebuah
pesan muncul
Dari sebuah
teman
Yang tak
tersampaikan
Riuh rendah
suaranya
Aku ingin
kembali
Katanya.
KUMBANG
TETER
Giginya
Membuat limbung
Tiang utama
Menjadi butiran
Debu
Tak bertenaga.
Berikut ini
puisi para Guru dan Sahabat yang sempat saya rekam:
GEROBAK
Oleh.
Pujiatun
Asimetris
Roda
menopang beban
Sebuah
aroma menyembul
Bising di
tengah malam gulita
Menjadi
penopang
Bagi
keluarga
TERPANA
senyum itu
kembali
manis
menghias
pintu pagar
besi
seperti
bertanya
kemana
langkah ini
pergi
rasopset
P2.0
LANDING
Kepada K
Oleh,
Endang Kasupardi
bulan sudah
nampak
senja ini
seperti ia
sedang mengingat
ingat
berapa
malam
sudah
dilewati
sejak angin
menyibak
ujung
rambut
PUNCAK
DARAJAT
Oleh.
Endang Kasupardi
basah
sehelai
rambut
di bibir
kriting itu
ada
ujungnya
"lupa,
berenang tidak buka kerudung," katamu.
"matahari
akan segera mengeringkannya," kataku.
SATE MADURA
Endang
Kasupardi
Asap sudah
mengelun di ujung roda
kipas tak
lagi bergoyang
masing
masing sudah dapat jatah
lalu
mengelus
perut dan
sendawa
PUNCAK SUJI
Oleh. Enang
Cuhendi
Desir
menyapa
Kala langkah
menjamah puncak
Lepas
pandangan
Mensyukuri
Indahnya
karunia ilahi
DUKA
mendung di
pelupuk langit
memandang
awan hitam
beriringan
rintiknya
tertahan
saat angin
kencang
mengguncang
rasopset
P2.0
KESEPIAN
bangku di
taman
dingin
dipeluk malam
sendirian
menanti
teman
yang sudi
menduduki
rasopset
P2.0
PEMULUNG
perempuan
paruh baya
menyusuri
jalanan
memungut
sisa harapan
dari
beragam bungkusan
terbuang
rasopset
P2.0
SATE PIAMAN
EFRIZAL RB COTHO
Serumput
tusukan
Berteman
gumpalan
Beras masak
menyatu
Terlumur
nikmatnya bumbu
Menyatu
gelitik kalbu
TIMANG
Oleh. EFRIZAL RB COTHO
Bermasa
genggaman
Tak kenal
lelah
Berayun tak
terasa
Suka duka
dilalui
Menanti...
Menimang
...
Sibuah hati
SIBUAH HATI
Oleh; EFRIZAL RB COTHO
Datang masa
pesona
Buai
tingkahmu
Menghimpun
suka
Lentera
bahagia
Hadir
bersama
Penglipur
lara
Sepanjang
masa
ANGAN TAK
BERUJUNG
Oleh; EFRIZAL
RB COTHO
Lelah
Tertuntun
Kaki
melangkah
Menyisir
ilalang
Sejengkal
tapak
Usikan
didada
Hentak
menyapa
Angan tak
berujung
TUMPANGAN
HIDUP
Oleh. EFRIZAL
RB COTHO
Hamparan
hijau
Berbatas
pematang
Tempat
berjuang
Tumpangan
hidup
Pagi dan
petang
Asa
bergayut Rezeki
Anugerah
Illahi
Semua saya
salin dari WA Grup PUISI 2.0 tanggal 24.10.2021
Wow. Maren jos. Lanjut
BalasHapus