Inilah 8 Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi yang Baik
@hariyanto
Malam ini pelatihan belajar menulis PGRI menghadirkan narasumber pegiat literasi seorang dosen senior Unesa (Universitas Negeri Surabaya) Profesor Much. Khoiri. Beliau akan membawakan topik penting yaitu “Cara Mengembangkan Tulisan Non-Fiksi.” Topik ini sangat tepat dibawakan beliau karena memang sudah terbiasa menulis buku non fiksi, termasuk artikel jurnal dan di media massa.
Perkenalan dengan beliau lebih jauh
ada dalam profilnya di blog beliau. Ini sebagian dari profil beliau :
MUCH. KHOIRI. Lahir di Desa
Bacem, tahun 1965, Much. Khoiri kini dosen dan penulis buku dari FBS
Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi.
Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996)
ini trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi. Ia
masuk dalam buku 50 Tokoh
Inspiratif Alumni Unesa (2014).Salah satu bukunya Menulis dalam Kesibukan (Ed.Revisi, 2020), dan Kitab Kehidupan (Mei 2021). Dia sedang menyiapkan naskah buku tentang
literasi, sastra, dan budaya. Emailnya: muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id. Facebook:
https://www.facebook.com/much.khoiri.90. HP/WA: 081331450689.
Buku pertama tahun 2011 berupa
fiksi, dan kumpulan cerpen. Hingga saat ini beliau menulis buku ke
66 berupa nonfiksi, berjudul "Kitab Kehidupan"
yang diterbitkan oleh Penerbit Mayor Genta Hidayah pada Mei 2021. Dari sisi
jenis tulisan beliau sudah menguasai penulisan baik fiksi maupun non fiksi. Menurut beliau perbedaan jenis tulisan ini jika fiksi
mementingkan rasa dan intuisi sedangkan jenis non fiksi menonjolkan sisi
kognisi.
Ketika ditanya tentang mana yang
lebih penting menulis fiksi atau non fisksi untuk saat ini di negeri kita
Indonesia ? Beliau menjelaskan untuk saat ini lebih berpeluang menulis non
fiksi, dibanding fiksi. Karena
masyarakat Indonesia bukan pembaca sastra yang loyal.
Dalam kuliah malam itu beliau memberikan 8 cara mengembangkan tulisan non fiksi sederhana menjadi karya yang luarbiasa. Adapun langkahnya
adalah:
1. Memulai sebuah tulisan
dengan membuat definisi.
2. Memulai sebuah tulisan dengan
sebuah penjelasan.
3. Berikan contoh dari apa yang
kita sampaikan.
4. Berikan pula sebuah kasus dari
sesuatu yang kita jabarkan.
5. Buatlah
sebuah kutipan yang relevan dengan topik yang kita buat.
6. Dalam tulisan yang kita buat,
kita bisa menyisipkan anekdot atau humor yang kita kuasai.
7. Dalam melengkapi tulisan, kita
juga bisa menyisipkan ungkapan filosofis.baik dari tokoh agama, budayawan,
filosof dll.
8. Tulisan yang kita buat, bisa
kita lengkapi dengan sebuah peribahasa.
Untuk membuat satu tulisan non
fiksi memang tidak harus mengeluarkan semua jurus itu. Bisa jadi hanya
menonjolkan data-data penting disertai penjelasan. Atau membuat perumpamaan,
anekdot dan peribahasa, semua tergantung topik yang dibawakan. Untuk lebih memahami apa
yang disampaikan beliau, bisa kita simak video dibawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=1-HO0z-oUuI&t=14sk
Sangat jelas.
Begitulah penjelasan di youtube tersebut sangat praktis bisa langsung
dieskekusi di lapangan. Begitu inspiratif sehingga harapannya para penulis akan
semakin pintar.
Beliau selalu mengajak pembaca dan
peserta pelatihan agar membaca dan membaca buku yang bergizi lalu menulis dan
menulis setiap hari. Mottonya adalah .”Berliterasi Setiap Hari.” Dalam kanal youtubenya dengan akun “Blantik Literasi” beliau menggaungkan
semangat berliterasi. Dengan berkustom memakai topi laken persis yang dipakai blantik
sapi beliau berperan menawarkan literasi.
Dalam Blognya “ Literasi, Sastra dan Ruang Ketiga.” beliau menjelaskan bahwa
motto “Berliterasi Setiap Hari.” Melalui akun youtube Blantik Literasi, memiliki empat segmen materi di dalam akunnya,
yakni: Ngaji Literasi (Ngarsi), Sinau Hikmah (Simah), Di Balik Buku (Dibaku),
dan Warta Literasi (Warsi). Semua itu dipadukan dengan beberapa blog dan grup
WA yang diasuhnya.
Pelatihan yang singkat malam ini akan lebih jelas jika kita padu dengan
beberapa penjelasan melalui kanal youtubenya “ngarsi” (Ngaji Literasi). Apalagi jika kita ikut
bergabung dalam grup WA asuhan beliau, Disamping
mendapat ilmu kepenulisan kita juga akan mendapat pengaruh positip dalam
menulis. Kita diberi kesempatan menulis dan diberikan catatan jika ada
kesalahan, sehingga tulisan kita semakin matang. Dalam periode tertentu juga
diadakan pelatihan diluar itu semua yaitu melalui zoom seperti tentang Menulis
Opini di Media Massa pada Rabu, 9 Juni 2021 lalu.
Saya beruntung sudah bergabung masuk dalam grup beliau RVL (Rumah Virus
Literasi). Disana kita saling belajar menulis dengan penuh semangat, Virus
literasi itu seolah memasuki tubuh kita. Beliau memang selalu mengajak
masyarakat maju berliterasi dengan berbagai jalan antara melalui bukunya baik
fiksi maupun non fiksi. Semangat literasi itu tampak sekali dengan 5 bukunya
khusus membahas tentang “ Teori Kepenulisan”
yaitu Buku pertama, Rahasia Top Menulis, diterbitkan oleh Elex
Media Komputindo, Jakarta, pada tahun 2014. Buku yang dipengantari oleh Kang
Pepih Nugraha, manajer Kompasiana kala itu, berisi tiga bagian—1) pentingnya
penegasan alasan menulis, 2) ajakan menulis yang paling diketahui, dan 3)
berbagai rahasia top menulis.
Lima buku teori menulis
Buku kedua, Pagi Pegawai Petang Pengarang, diterbitkan oleh Genius Media, Malang, tahun 2015. Ia diberi pengantar oleh Dr. M. Mufti Mubarok, M.Si, penulis mega best-seller dan peraih rekor MURI. Buku ini terdiri atas 4 bab: 1) memahami makna pegawai pengarang, 2) dari menulis ke publikasi, 3) menulis buku sendiri, dan 4) menjual buku merajut jejaring.
Sobat literasi, buku
ketiga, Write or Die: Jangan Mati Sebelum Menulis Buku, diterbitkan
oleh Pagan Press Lamongan pada tahun 2017. Buku ini memiliki 5 bab yang enak
diikuti: 1) alasan ‘menulis atau mati’, 2) apa yang perlu ditulis, 3) keajaiban
‘menulis atau mati’, 4) menulis dari kata pertama, dan 5) ayo menulis setiap hari.
Lalu, keempat adalah buku Writing
Is Selling. Ia diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Pagan Press Lamongan
pada tahun 2018. Ada lima bagian dalam buku ini: 1) menata mindset, 2) menjaga
spirit, 3) menjaring inspirasi, 4) berkarya setiap hari, dan 5) menuju
writerpreneur.
Kelima,
buku SOS: Sapa Ora Sibuk, Menulis dalam Kesibukan, edisi pertama
diterbitkan oleh Unesa University Press Surabaya tahun 2016, dan edisi revisi
diterbitkan oleh penerbit Tankali Sidoarjo tahun 2020. Buku yang dipengantari
oleh Dr. Djuli Djatiprambudi, M.Sn ini mengupas tentang 1) hakikat menulis, 2)
pentingnya menyiasati kesibukan, dan 3) tujuh belas strategi menulis dalam
kesibukan.
Karena itu tepat sekali beliau
dihadirkan di pelatihan penulisan malam ini. Karena beliau pastinya akan menyebarkan
virus literasinya.
SALAM LITERASI
Blitar, 12 Juni 2021
Oleh Hariyanto
Resume ke : 25
Tema : Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi
Narasumber : Much. Khoiri
Hari sajian : Jumat, 11 Juni 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar