SALAM LITERASI
Alhamdulillah Anak-anak masih semangat berkarya
sampai hari . Malahan hari ini berbagai jenis karya mereka kirimkan, ada puisi,
aa pantun dan ada gambar-gambar. Semuanya bagus. Jika menulis puisi memang
masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, tetapi sedikit sekali. Hal ini
menunjukkan perkembangan yang bagus. Semoga mereka semakin trampil
berkreasi. Aamiin
PANTUN, ya sampai malam ini ada 2 siswa berkirim
karya berupa pantun, yaitu Marcheline Bintari dan Vidiansyah. Ini menarik,
karena kami dari tim literasi belum sempat menjelaskan tentang cara membuat
pantun dan mengenalkannya, tetapi mereka dengan segala keterbatasannya mampu
menuliskannya..
Nah malam ini tim literasi ingin menjelaskan sedikit
tentang pantun. Pantun adalah salah satu
bentuk puisi lama asli Indonesia. Terdiri dari 4 baris dalam satu bait. Setiap
bait memiliki pola akhiran ab ab.
Baris 1 dan 2 berisi SAMPIRAN dan baris
3 da 4 adalah ISINYA.
Berikut saya kuitipkan dari “ruangguru.com” tentang
pantun :
Pernahkah kamu menonton acara
lenong di televisi? Atau ketika salah seorang di acara televisi berinteraksi
dengan penontonnya sambil berteriak: “Oi penontoooon!”
Biasanya, sapaan tersebut akan dilanjutkan kalimat-kalimat
berima seperti misalnya,
“Jalan-jalan
ke rumah nenek. Pulangnya membeli semangka. Muka boleh keliatan jelek. Tapi
hati siapa yang sangka?”
Sehabis ngomong,
para penonton bertepuk tangan riuh.
Pantun
adalah salah satu puisi lama yang tersusun dari empat baris, berisi sampiran
dan isi, dan mempunyai rima a-b-a-b. Oke, oke, kita akan bahas
satu per satu ya. Dari mulai apa itu sampiran dan isi, rima, dan bagaimana cara
cepat membuat pantun dengan mudah.
Supaya lebih mudah membahas
pengertian pantun serta berbagai kata aneh seperti “Sampiran” dan lainnya itu,
lebih baik kita langsung membedah salah satu pantun berikut ya:
Jalan-Jalan
ke rumah nenek
Pulangnya
membeli semangka
Muka
boleh kelihatan jelek
Tapi
hati siapa yang sangka?
Jika kita memecah pantun tersebut
menjadi dua bagian, maka akan terlihat dua bagian yang berbeda. Bagian pertama
akan seperti ini:
Jalan-jalan
ke rumah nenek
Pulangnya
membeli semangka
Setelah kita pecah, bagian pertama
ini, kalau kita perhatikan, seperti tidak mempunyai makna apapun. Dua baris
awal ini lah yang disebut “sampiran” dalam
puisi. Tujuan dari sampiran adalah memancing pembaca atau pendengar mengetahui
“makna sebenarnya” yang akan disampaikan pada dua kalimat selanjutnya.
Sementara bagian kedua dari pantun
tadi:
Muka
boleh keliatan jelek
Tapi
hati siapa yang sangka?
Kedua baris ini merupakan “isi” dalam pantun. Baris ini lah yang sebetulnya ingin disampaikan oleh sang pembuat pantun. Jadi, ketika pantun ini dibacakan, orang-orang akan menyadari “Oh, berarti hati seseorang lebih penting daripada fisiknya.” Bukannya “Oh, kalau dari rumah nenek kita akan beli semangka.”
Hal lain yang penting dalam pembuatan
pantun adalah bagian rima a-b-a-b. Kalau
kamu perhatikan, dalam pantun “Siapa Sangka” tadi, rima akhir kalimatnya berupa
“ek”, “ka”, “ek”, dan “ka”. Pengulangan ini disebut dengan a-b-a-b.
Lain halnya kalau kamu membuat
pantunnya menjadi;
Jalan-jalan
ke rumah nenek
Pulangnya
membeli cobek
Muka
boleh keliatan jelek
Udah
jelek, peliharannya bebek
Rima yang ada di atas termasuk ke
dalam a-a-a-a. Itu artinya, sesuai dengan ciri-ciri pantun yang ada, kalimat
tersebut BUKAN tergolong ke
dalam pantun. Selain tidak termasuk ke dalam jenis pantun, isinya
ngeledekin orang dan tidak nyambung. Jahat! Bisa-bisa orang yang baca jadi sakit hati.
Gimana, sudah mulai paham struktur
dari pantun, ‘kan?
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membuat pantun dengan cepat dan
mudah?
Untuk bisa membuat pantun dengan
kecepatan tinggi seperti artis lenong atau komedian di televisi, tentu hal yang
perlu kamu pikirkan pertama kali adalah: tema!
Tentukan jenis pantun yang mau kamu
buat. Kamu bisa saja membuat jenis pantun nasehat, pantun asmara, atau jenis
pantun jenaka seperti pada contoh di atas. Setelahnya, buatlah
isi (dua kalimat akhir) dari pantun kamu.
Contohnya, kalau kamu ingin membuat
pantun tentang “Larangan Membuang Sampah”, dua kalimat akhir (isi) dari pantun
kamu bisa saja menjadi:
Siapakah
ini yang buang sampah
Apakah
dia tidak memikrkan kotornya?
Setelah mendapatkan dua baris ini,
langkah selanjutnya adalah membuat
sampiran pantunmu. Untuk membuat sampiran ini, kamu perlu memerhatikan
rimanya terlebih dahulu. Carilah kata-kata yang berakhiran sama dengan “sampah”
untuk kalimat pertama dan “kotornya” untuk kalimat kedua. Sehingga pantun kamu
menjadi lengkap seperti ini:
Pohon
mangga banyak getah
Di
bawahnya ada si nyonya
Siapakah
ini yang buang sampah
Apakah
dia tidak memikirkan kotornya?
Kalau kita rangkum, urutan membuat pantun dengan cara cepat adalah seperti
ini:
Nah, ternyata semudah itu ya cara
membuat pantun dengan cepat dan mudah.
Nah berikut karya temanmu yang
terkumpul malam ini. Coba tebak sudah bisa disebut pantun atau belum ?
Pantun
@karya Marcheline Bintari kelas 4
Beli roti di pasar legi
Ada katak melompat lompat
Mari kita lari pagi
Supaya badan kita sehat
Yang ke 2 karya Vidiansyah berikut :
Adab Pantun
@karya : Vidiansyah PP
Kalau lapar bolehlah makan
Kalau haus bolehlah minum
Hendaklah kita bersikap sopan
Itulah adab di muka umum
Jawabnya : Ternyata BETULLL. Tepuk Tangannnnn !!!
Coba cocokkan dengan teori di atas. Mudah kan
membuatnya. Cobalah sendiri di rumah membuat pantun.
SALAM LITERASI
Blitar, 8 Juni 2021
TIM GLS Turi Berseri TOLC
Ketua ; Drs. Hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar