Rabu, 02 Juni 2021

Belajar Menulis Pentigraf Antara 210 Kata dan Revisi

 

Belajar Menulis Pentigraf : Antara Jumlah 210 Kata dan REVISI

# hariyanto

Menulis Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf) memang mengasyikkan. Apalagi yang berbakat menulis cerpen. Karena jumlah kata yang dibatasi maksimal 210 kata , maka menulis pentigraf merupakan pilihan bagi yang tidak mau ribet berlama-lama menulis cerpen. Ingin kisahnya cepat dinikmati dan segela bentuk “praktis” lainnya.

Maksimal 210 kata , begitu simpel. Ya itu juga gambaran saya waktu pertama mengenal pentigraf. Melalui web Gurusiana saya mengenalnya, lalu masuk ikut Grup FB KPI ( Kampung Pentigraf Indonesia) di tengah tahun 2020 an. Karena saya tidak pernah memdalami teorinya maka terjadilah “asal menulis.” Asal tiga paragraf, asal 210 kata, asal diberi kejutan di paragraf ke 3. Asal ada alur ceritanya. Lama-lama mengenal juga boleh  ada kalimat langsung , biasanya dihitung 1 paragraf. Tapi dimaklumi jika tidak terlalu banyak dialog. ( Padahal harusnya tidak asal karena ternyata cukup hemm....agak tibet)

Maksimal 210 kata, sungguh menjadi penyemangat menulis. Tidak panjang begitu pikiran ini. Sampai ingn tahu mengapa harus 210 kata, menemukan jawaban bahwa jumlah itu sangat ideal tidak begitu panjang tidak terlalu pendek. Namun bagaimana dengan Tatika ? .....(cerita tiga kalimat). Tentu ini sangat pendek.

Jika dicetak di sebuah buku A 5 memang hasil cetakan dengan jumlah kata 210 terlihat pas satu halaman.  Ketentuan ini sempat saya abaikan karena sebagai pemula yang penting semangatnya. Semangat menulis , asal menulis berapa pun jumlah katanya terjang saja. Tekad asal menulis ini akhirnya terbentur aturan ketat ketika terjadi ajakan menulis bersama di KPI. Aturan ketat tidak boleh melebihi 210 kata.

Dari pelajaran itu, kini saya selalu melototi pojok kiri bawah layar word ketika menulis pentigraf. Disana tertulis jelas berapa jumlah kata dalam satu paragraf. Memang sulit sebelum membiasakan. Sering terjadi kelebihan kata. Akhirnya langkah edit, kurangi sana-sini ,menyesuaikan lagi isi cerita dan segi kepantasannya. Ini cukup merepotkan namun kini sudah  siap mental jika harus mengeditnya.

Pertanyaannya bagaimana jika tulisan itu kurang dari 210 kata. Nah kenyataan ini yang baru-baru saya sadari. Bukankah ketentuan itu maksimal 210, artinya sah jika kurang dari itu. Bahkan justru mempunyai nilai lebih ( hehehe....seperti pengamat ???)

Akhirnya menyikapi 210 kata itu bagi saya saat ini tetap saya perhatikan, namun jika kurang pun justeru saya apresiasi diri sendiri. Artinya bisa lebih ramping. Dan Kata 210 kata menjadi tidak masalah saat ini.

Mengenai dialog, sementara saya setujui prinsipnya jangan terlalu banyak, karenanya bisa diakali dengan merubah menjadi  kalimat  tidak langsung. Yang penting membuat cerita itu lebih hidup, dan sangat mendukung cerita maka tetap saya hadirkan dialog itu.

Revisi ?

Ya.....akhir-akhir ini setelah banyak belajar dari karya beberapa pentigrafis di grup saya menjadi lebih sering merevisi pentigraf saya. Saya menjadi lebih banyak pertimbangan. Berusaha lebih teliti lagi. Terutama mengenai isi cerita yang harus logis,....bahasa sehemat mungkin, ....memikirkan “unsur kejutan” di paragraf ke -3. Dan juga mengatur alur cerita agar lebih mudah dipahami pembaca.

Perhatikan karya saya di bawah ini. Ada 2 karya dengan judul sama  yang saya revisi dalam sehari kemudian karena pertimbangan itu. Tiba-tiba saya merasa ada yang janggal di karya pertama menyangkut peran pemilik kapak , lalu logika cerita belum nyambung.

Hasil konsultasi dengan pentigrafis Ken Agnibaya,  ada masukan penting di karya revisi yaitu dialog yang lebih menggigit di paragraf 2 untuk membuktikan bahwa pak Kades tidak terlibat. Jadilah karya ini. Sedang paragraf ketiga saya menekankan detik-detik tertangkapnya si pelaku, otak dan eksekutornya agar lebih kuat lagi.

Monggo SILAKAN BANDINGKAN dan Rasakan Bedanya. 



 

Kapak Bertuah   ( versi 1)

@pentigraf_hariyanto

 

Kisah hilangnya beberapa batang kayu dari hutan kampung menyimpan banyak misteri. Bagaimana mungkin 10 batang kayu hilang dalam semalam. Siapa pelakunya dan alat apa saja digunakan.

Kepala Desa geram sekali mendengat kabar itu. Seluruh staf desa dikumpulkan dan dimintai keterangan tentang raibnya kayu-kayu tersebut. Tetapi rapat kecil itu menjengkelkan hati Kepala Desa. “Bagaimana bisa ketemu semua diam, warga diam semua tidak tahu ?” Tangan Pak Kades menggebrak mejanya.

Sebuah  mobil memasuki halaman Kantor Desa dan seorang warganya keluar dari mobil. Diikuti beberapa orang berseragam dan bercupak cukurnya. Pak Parto keluar dengan sebuah kapak tuanya di tangan. Dia tidak diborgol namun siap jadi penunjuk jalan titik terang masalah pencurian itu. Dialah pemilik kapak bertuah, matanya tajam  menatap semua pohon di kampungnya.

 

Blitar, 1 Juni 2021

Oleh. Hariyanto

 

Kapak Bertuah  (Versi 2  hasil revisi )

@pentigraf_hariyanto

 

Kisah hilangnya beberapa batang kayu dari hutan kampung menyimpan banyak misteri. Bagaimana mungkin 10 batang kayu hilang dalam semalam. Siapa pelakunya dan alat apa saja digunakan.

Kepala Desa geram sekali mendengar kabar itu. Seluruh staf desa dikumpulkan dan dimintai keterangan tentang raibnya kayu-kayu tersebut. Tetapi rapat kecil itu menjengkelkan hati Kepala Desa. “Bagaimana bisa ketemu semua diam, warga diam , semua tidak tahu ?” Tangan Pak Kades menggebrak mejanya.” Awas  jika ada yang terlibat saya lepas tangan.”

Sebuah  mobil memasuki halaman Kantor Desa dan seorang warganya keluar dari mobil. Diikuti beberapa orang berseragam dan cepak rambutnya. Pak Parto keluar dengan sebuah kapak tua di tangan. Dia tidak diborgol namun seperti jadi pemandu beberapa orang itu. Dialah pemilik kapak bertuah, yang matanya tajam  menatap semua pohon di kampungnya. Suasana ruangan mendadak mencekam,” Selamat siang Pak Kades, harap semuanya tidak ada yang keluar ruangan.”  Mulut Pak Kades tercekat, beberapa diantara mereka pucat.

 

Blitar, 2 Juni 2021

Oleh . hariyanto

 

 

14 komentar:

  1. Saya termasuk yang masih asal tulis 3 paragraf, Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Bu masih sama-sama belajar. Salam literasi

      Hapus
  2. Sangat menarik. Boleh berbagi ilmunya di grup pak..🙏🙏

    BalasHapus
  3. terima kasih sudah berbagi ilmunya

    BalasHapus
  4. Pentigraf...gampang gampang susah he he...trims ats ilmu pentigrafnya

    BalasHapus
  5. Ternyata rumit ya, Pak. Tapi menantang. Pingin belajar lebih banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah Bu yang terbiasa....hehehe. Salam literasi

      Hapus