Pada tantangan sebelumnya kita sudah diperkenalkan dengan
istilah tema, premis, penokohan dan alur /plot. Setelah mendapat penjelasan
dari sang Tutor Pak Sudomo Mazmo, akhirnya kita mendapatkan tugas mengembangkan
susunan cerita yang sudah dirancang dari awal. Kali ini tinggal meneruskan
tugas dari kemarin agar ceritanya dapat berjalan dengan lancar, kalau perlu
diakhiri dengan sesuatu yang menarik. Inilah salah satu tantangan yang ada
dalam grup WA Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) yang terkenal itu. Beranggotakan sebagian
besar guru dari berbagai tingkatan, tetapi memiliki kesamaan semangat menimba
ilmu, semangat menulis, semangat dengan tantangannya. Kadang ada juga selain
berbagi ilmu seperti ini dalam acara “Kamis Menulis” ada berbagi buku.
Di tengan tugas sebagai seorang guru, juga tugas menulis mengikuti
lomba menulis blog, dan tugas rumah lainnya, mengerjakan tugas yang sepertinya
remeh bisa menjadi pekerjaan besar. Mengembangkan cerita seperti ini
contohnya. Sebenarnya ceritanya sangat
mudah karena sudah ada di kepala. Namun karena banyak “selingan” akhirnya
mengerjakan tugas pun menjadi tertunda-tunda. Akibatnya waktu terus berjalan
dan semakin mepet dengan deadlinenya.
Saya tahu materi ini cukup menarik dan bagus bagi saya
pribadi, karena sesungguhnya ini hal baru. Setidaknya saya belum pernah membuat
cerpen skala panjang. Justeru yang sering saya buat adalah cerita “super pendek”
yang baru saya kenal dari web “Gurusiana”, yaitu tatika, cerita tiga kalimat
atau pentigraf, cerita tiga paragraf. Saya menulisnya, sekedar ikut arus saja.
Menulis menurut aturan umum saja, 3 kalimat atau 3 paragraf. Selebihnya baru
berusaha mendalami teorinya.
Disini, saya berterimakasih. Pak Sudomo dengan rela berbagi
ilmu menulis cerpen, yang tidak pernah saya dapati langsung. Walau pun dengan
media WA namun dengan kecanggihan tehnologi serasa berhadapan langsung. Bisa
bertanya jawab, bahkan dikoreksi kesalahan pekerjaannya.
Kesempatan emas ini saya coba tangkap dengan baik. Saya akan
berusaha mengerjakan tugas semampunya. Terakhir saya berharap mendapatkan
ilmunya dan dipergunakan dalam banyak hal. Misalnya tentang premis. Walau pun
defenisinya umum, tetapi saya menangkap bisa ditaruh di depan penggambaran
cerita selengkapnya dalam bentuk ringkas. Itu memudahkan alurnya nanti agar
tidak melenceng ke kanan kiri. Itulah yang saya terapkan mulai saat ini dalam
menuliskan “pentigraf” saya.
Ada juga jawaban yang bagus dari Pak Mazmo, panggilan Pak
Sudomo menjawab pertanyaan Bu Sri
Sugiastuti ( Bu Kanjeng ) yang menanyakan cara membuat tokoh antagonis, dan
mengakhiri cerita, karena selama ini cerpennya didasarkan pengalaman nyata.
Jawabannya antara lain ,” Kalau dari saya pribadi lebih suka mentukan endingnya
terlebih dahulu. Saya tuliskan endingnya mau seperti apa. Kemudian saya balik,
kalau saya buat ending seperti ini berarti di awal dan tengah saya harus
berusaha membelokkan cerita berlawanan dengan ending. Bagaimana cara
membelokkannya? Permainan kata adalah kuncinya.”
Dari jawaban ini langsung muncul bintang di kepala saya.
Trengg....alhamdulillah saya setuju sekali. Saya jadi teringat akan ending
suatu pentigraf, biasanya dibuat sesuatu yang tidak terduga. Walau pun ending
datar juga tidak mengapa. Namun cerita akhir yang menyentak, dan mengejutkan membuat
kekuatan suatu pentigraf. Dengan cara dibalik seperti itu, dibaut endingnya
dahulu baru merangkak ke atas, bisa menjadi satu solusi praktis.
Begitulah sekilas kesan setelah mengikuti kursus on line via
WA Lagerunal dalam bahasan lanjutan tentang setting, sudut pandang dan
sinopsis.
Selanjutnya saya mencoba mengerjakan tugasnya semoga selesai
dengan benar sesuai arahan suhu Mazmo.
UNSUR |
URAIAN |
Tema |
|
Premis, penokohan, Alur/plot |
|
Latar/setting |
Kejadiannya di Sekolah Dasar Negeri XY yang gurunya terdiri dari 10 guru
terdiri 6 guru kelas dan guru bidang studi. Terjadi pada awal semester genap
tahun 2020 di kota kecil |
Sudut pandang, orang ketiga ? |
“ Begini Bu,
ibu harus memikirkan siswa untuk program literasi ini ? jawab kepala sekolah
datar “ Pokoknya
saya kurang setuju dengan program yang menggunakan IT. Saya tidak mampu !”
masih dengan nada tinggi Bu Tutik berkata dengan tatapan ke depan, tidak
nerani menatap kepala sekolah. Pak Broto
yang berusaha menengahi persoalan ini ikut angkat bicara, “ . Kita pikir
dengan tenang Bapak Ibu. Kita sedang membicarakan program sekolah. Kita ingin
sekolah kita maju dan program sekolah berjalan. Bu Tutik harus ikut mendukung
karena ini untuk kepentingan siswa.” Rapat itu
pun berkepanjangan sampai ditutup masih ada ketegangan yang tersisa antara KS
dan Bu Tutik. Seminggu
kemudian, tanpa diduga Bu Tutik menghadap KS sedirian di ruangnya. Beliau
minta maaf atas tindakannya pada rapat seminggu lalu. Beliau juga menyatakan
siap untuk mendukung program literasi dimaksud. Bapak KS dengan setengah
heran menyatakan terimakasih, tetapi dia tahu bahwa suaminya yang juga sahabatnya
ikut menyadarkan isterinya. |
Sinopsis |
Sukardi, seorang Kepala Sekolah Dasar di
kota kecil yang selalu ingin membuat sekolahnya maju dengan program literasi
namun mendapat tantangan hebat terutama dari Bu Tatik, sebelum akhirnya
berjalan. Bu Tatik menuduh Kepala
Sekolah sengaja membuat “sulit” guru dan membuat pusing guru yang sudah tua.
Pak KS emosi dan meladeni tuduhan itu dengan mengatakan tidak beralasan. Pak
Broto dengan bijaksana, memberikan jalan tengah agar kelasnya Bu Tatik yang
tidak setuju untuk sementara tidak diberlakukan program itu. Belakangan
ternyata Bu Tatik menjadi penurut melaksanakan program seang hati bahkan
mendukung program itu, karena di rumah diberi kesadaran oleh suaminya tentang
pentingnya program itu untuk sekolah dan dirinya, jadi bekal di akherat
nanti. |
Demikian alhamdulillah tugas selesai. Saya berharap ada
masukan tentang benar salahnya tugas tersebut dari suhu. Semoga memenuhi
persyaratan setidaknya lebih 50 persennya. Aamiin.
Blitar, 9 Februari
2021
11.39 saat menjelang dzuhur
tiba.
Salam buat suhu Pak Mazmo. Terimakasih atas ilmu berbaginya.
Semoga Allah membalasnya lebih lagi , aamiin.
Saya belum ikut tantangan ini,karena ketinggalan,jadi masih rada- rada mengambang.
BalasHapus