Minggu, 28 Februari 2021

Reaksi Survey Literasi, Cukuplah Membaca dan Menulislah untuk Sebuah Keajaiban

 


Reaksi dalam negeri dengan adanya hasil survey tentang literasi tersebut telah merubah arah baru dalam bidang pendidikan. Peraturan Mendikbud tentang Budi Pekerti tahun 2015 menyantumkan adanya Gerakan Membaca Buku selama 15 menit sebelum pembelajaran.

Satu tahun kemudian tahun 2016 dicanangkan adanya GLN (Gerakan Literasi Nasional) yang dipersiapkan untuk menggerakkan literasi di dalam negeri dengan 3 jalur yaitu GLS (Gerakan Literasi Sekolah)  , Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat.

Walau pun serasa lambat jalannya, namun kegiatan guru-guru dalam belajar dan berliterasi akhir-akhir ini menujukkan gejala yang sangat bagus. Banyak guru yang sudah memiliki Blog, dan menulis buku. Selebihnya giat menggerakkan siswanya membaca dan menulis, secara terus menerus.

Kemendikbud cukup jeli membaca arah zaman, antara lain mendasar pada hasil-hasil survey Internasional. Dengan keterbelakangan literasi dalam minat baca dan Literasi Bahasa dan Matematika, maka arah kurikulum pun semakin tajam. Program-program mengarah langsung pada literasi. Sebut saja program AKM (Assement Kompetensi Minimum) yang menghujam pada Literasi Baca Tulis dan Numerasi. Termasuk adanya survey karakter untuk memantau keterlaksanaan penanaman Budi Pekerti di Sekolah.

Kemendikbud juga bergerak cepat dengan menghadirkan berbagai program untuk guru, seperti Guru Belajar, Guru Penggerak, Guru Berbagi. Berbagai kemudahan mengakses ilmu bagi guru dan kemudahan saling berkolaborasi untuk membentuk karakter yang diperlukan di abad 21 dikemas dengan sangat baik. Semua kembali kepada Guru Pebelajar, yang semestinya Belajar Sepanjang Hayat. Penuh semangat, penuh karya, penuh inovasi dan selalu berbagi terutama untuk sesama dan kemajuan siswanya.

Hasil Survey luar negeri menujukkan “kegentingan” atau kedaruratan Literasi. Sudah seharusnya semua bergerak semangat sebagai reaksi terhadap masalah ini. Semua itu harus disadari oleh seluruh guru dan pegiat literasi lainnya. Galakkan membaca di kalangan siswa , keluarga dan masyarakat. Bangkitkan minat membaca dengan semangat tinggi. Hubungkan semua kegiatan dengan kegiatan menulis, Maka membaca akan menemukan pasangannya yang serasi dalam berbagi bentuk dan dimensi. Karena menulis sebenarnya memiliki dimensi luas sebagai ajang dari ekspresi diri. Produk tulisannya menjadi warisan abadi dari satu sisi kebudayaan.

Zaman telah berubah, kini fasilitas tehnologi begitu memanjakan manusia. Ingin membaca saat ini tidak ada alasan lagi tidak mempunyai buku. Ribuan bahkan jutaan judul buku menarik dalam bentuk digital dalam berbagai genre tersedia dalam kota kecil Android. Silakan berkunjung ke Perpusnas dan download aplikasinya maka segala macam bacaan siap dibaca dimana pun berada. Tinggal asses internet yang diperlukan, dan terpenting kemauan membaca dari manusianya.

Membacalah dan lalu menulislah. Begitulah tak henti-hemtimya Om Jay memberikan semangat keteladanan seperti dalam salah satu tulisannya

“Tulisan ini saya buat sebagai bahan renungan dan refleksi buat saya, agar melakukan koreksi diri dan terus memperbaiki diri setiap hari. Pesan saya,  membaca dan menulislah setiap hari lalu buktikan apa yang terjadi.” Lalu lanjutnya :

 

“Akhirnya membaca adalah makananku dan menulis adalah minumanku. Setelah mengikuti kegiatan, biasanya saya menuliskannya.  Ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya. Itulah pesan Khalifah Ali Bin Abi Thalib yang saya baca dari berbagai sumber. 

Tulisan ini saya buat sebagai bahan renungan dan refleksi buat saya, agar melakukan koreksi diri dan terus memperbaiki diri setiap hari. Pesan saya,  membaca dan menulislah setiap hari lalu buktikan apa yang terjadi.”

Percayalah hal itu. Karena Om Jay telah membuktikannya.  SALAM LITERASI.

 

Blitar, 28 Februari 2021

Alhamdulillah sudah menulis ke 28 harinya

Hariyanto _ Blitar

    NPA PGRI  13170200445

8 komentar:

  1. Semoga kita selalu istiqimah, membaca dan membaca postingan teman2 kemudian menulis..

    BalasHapus
  2. Membangun literasi sekolah hrs konsisten agr terlihat hslnya ya pak..semangaat terus pak haryanto

    BalasHapus
  3. Konsisten memang berat tapi harus selalu diupayakan, saya pribadi sering kesulitan menghadapinya. Bersyukur gabung di komunitas jadi seperti ada yang memaksa terus.

    BalasHapus
  4. permasalahan hampir kebanyakan siswa dan guru adalah kurangnya semangat literasi. Bergabung di komunitas adalah salah satu cara agar semangat menulis dan membaca.

    BalasHapus
  5. Semoga semangat literasi semakin membara.

    BalasHapus
  6. Semoga literasi tetap menggeliat meskipun sedang pandemi.

    BalasHapus
  7. Terus memberikan inspirasi lewat literasi. Semangat.

    BalasHapus
  8. Keren... Master Hari, tulisannya memang betul dg literasi kita banyak pengalaman dan info yg terupdet

    BalasHapus