Sabtu, 13 Februari 2021

Jadilah Guru, Pustakawan, dan Orangtua yang Smart






Ada hal-hal positip bisa diambil dalam masa baru ini antara lain kemudahan mengakses sumber belajar dari rumah. Bagi guru dan dosen pun saat ini merupakan peluang untuk mengadakan pembelajaran menggunakan sumber digital, sekaligus praktek literasi digital. Namun dengan perbedaan situasi daerah, termasuk latar belakang SDM nya maka kesempatan kemudahan mengakses data sumber digital tidak dapat digunakan efektif.

Berikut paparan singkat acara yang membahas peran perpustakaan menghadapi PJJ di masa Pandemi Covid 19 yang diselenggarakan di kota Blitar beberapa waktu lalu. “Kafe Literasi” akronim dari Kangen Fokus NgomongNe Literasi” telah digelar oleh DInas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Blitar menghadirkan narasumber Saiful Rifai dari Universitas PGRI Adi Buana Blitar dan Dr. Wahidul Anam PR III IAIN Kediri

            Dalam  satu paparannya Dr. Wahidul Anam, Pembantu Rektor III IAIN Kediri menyatakan bahwa Pandemi ini menjadikan sekolah ditutup, semua ada pembatasan termasuk  pembatasan akses perpustakaan. Belajar dan bekerja dari rumah akhirnya menjadi alternatif, dan kemungkinan menjadi trend baru di masa mendatang. Bagi sebagian besar orang, belajar dan bekerja dari rumah ini ada nilai positipnya misalnya tidak pergi berkendaraan sehingga sisi ekonomis terjadi.  Perkuliahan dari luar kota bahkan dari luar pulau pun bisa dilakukan dengan belajar daring. Sehingga bagi guru dan dosen sebenarnya ini adalah kemudahan tersendiri, walaupun harus didukung oleh ketersediaan tehnologi dan perangkat serta sinyal internet yang cukup.

            Khusus untuk orang tua belajar jarak jauh atau belajar dari rumah juga menjadi tantangan tersendiri, terlebih jika memiliki keterbatasan perangkat dan ketersediaan sinyal. Belum lagi jika dalam satu keluarga mempunyai beberapa putra dengan tingkatan sekolah berbeda. Orangtua menjadi guru di rumah adalah tantangan berikutnya yang acapkali tidak bisa dilakukan dengan baik.. Sering terjadi si anak cepat bosan belajar bersama orangtua, begitu pula orangtua kebingungan menghadapinya.

            Dimasa seperti inilah sebagai guru, pustakawan dan orangtua dituntut bisa berperan menjadi, guru smart,  pustakawan smart, bahkan orangtua smart bagi putra-putrinya, Semua itu bisa terjadi sepeti penyaji pertama mensyaratkan kondisi yang harus didukung penuh oleh pemerinah yaitu keberadaan dan ketersediaan perangkat maupun sinyal internet yang cukup. Kebijakan menjadikan “smart city” contohnya akan menjadikan beberapa sektor lainnya manjadi  smart pula. Seperti “smart school,”  atau “smart library.” Akibatnya akan muncul guru smart, pustakawan smart, dan orangtua smart.

            Khusus untuk perpustakaan akan terjadi perubahan sumberdaya informasi yaitu  semula dari bahan cetak, buku, jurnal, makalah, surat kabar,   berubah wujud menjadi elektronik, (ebook, ejurnal, emagazine, e-news). Hal ini berdampak pada peran pustakawan yaitu berkurangnya layanan offline berubah menjadi layanan online. Hal ini harus diimbangi dengan pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni oleh pustakawan sehingga menjadi “pustakawan smart”

            Sebagai contoh  peranan pustakawan dengan perubahan ini antara lain :  pertama bidang kebutuhan informasi yaitu Membimbing siswa mengenali kebutuhan informasi Kedua, Mengenalkan sumber informasi, ketiga mengajarkan kemampuan pencarian informasi, keempat, mengajarkan kepada siswa untuk dapat mengevaluasi informasi dengan baik, kelima, membimbing siswa untuk mengekspresikan pengetahuan-nya melalui suatu karya,

            Kelima hal ini, dimasa pandemi dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) adalah ketrampilan yang juga harus dimiliki oleh guru dan orang tua, sehingga akan menjadi  “guru smart” dan orangtua smart”

            Dalam hal pengenalan sumber informasi contohnya. Karena beliau seorang dosen yang wajib menulis hasil penelitian dalam bentuk artikel jurnal maka beliau mencontohkan, bahwa untuk mengakses ribuan artikel  jurnal yang bisa didownload bisa diketik link : “portal garuda”, lalu menuju “jurnal” maka akan muncullah beberapa jurnal  dari berbagai perguruan tinggi Indonesia dengan  ribuan artikel ilmiah. Sementara jika mengetik link “moraref” maka akan muncul sumber informasi berupa ribuan artikel ilmiah lainnya.

            Karena beliau juga seroang pengasuh pondok pesantren beliau juga mencontohkan pencarian informasi dengan  mengetik kata kunci pencarian “faqfeya” maka akan muncul ribuan kitab klasik dan kontemporer berbahasa arab berbentuk pdf yang siap didownload gratis. Kitab rujukan pondok pesantren dari seluruh Indonesia dan di dunia. Ada juga versi Indonesia yang bisa dicari dengan kata kunci “faqfeya indonesia” maka akan menemukan kitab  berbahasa Indonesia Arab.  Seperti kamus Indonesia Arab dll. Itu semua bisa dilakukan oleh siapapun melalui gawainya. Begitu mudahnya pencarian informasi itu.

            Hal seperti itulah hendaknya dilakukan oleh guru, pustakawan dan orangtua dalam membimbing menemukan sumber informasi yang tepat bagi siswa maupun putra-putrinya. Sebagai guru, pustakawan untuk tidak segan memberikan informasi yang penting , dan bermanfaat sesuai yang dibutuhkan. Karena dari internet dapat diunduh file-file gratis berbentuk pdf yang bisa dishare untuk siswa dan putra-putrnya.

            Khusus point tentang mengevaluasi informasi ini sangat penting untuk bisa menyaring informasi agar terhindar dari berita hoaks. Hal yang termasuk evaluasi informasi menyangkut antara lain : akurasi, relevansi, kemutakhiran, tujuan sesuai dengan kebutuhan, otoritas sumber.

Sedangkan untuk ekspresi karya siswa dapat diwujudkan dalam bentuk bimbingan meringkas, membuat kutipan, , dan membuat catatan efisien. Semua itu ditujukan untuk membuat suatu karya tulis yang memenuhi persyaratan. Dalam situasi pandemi seperti ini bentuk bimbingan siswa melalui daring dan luring, atau presentasi yang dapat dibaca dan diputar ulang.

            Sebagai pustakawan agar dapat menjalankan tugasnya ditengah perubahan akibat pandemi ini dituntut tetap berinovasi dan kreatif. Begitupula sebagai guru dan orangtua, agar semua bisa menjadi guru, pustakawan dan orangtua smart bagi siswa dan putra-putrinya.

            Dalam sesi tanya jawab ditanyakan tentang peran guru dan orangtua ketika belajar siswa menggunakan gadget. Maka sebenarnya kuncinya adalah dukungan orangtua yang positip dan maksimal. Sebaik apapun guru mengajar dan mendidik anak, jika orangtua tidak mendukung di rumahnya maka tujuan pendidikan tidak akan berhasil. Situasi pandemi ini benar-benar menyadarkan banyak pihak tentang pentingnya mendidik anak dengan kesungguhan hati.

 

Blitar, 13 Februari 2021

 

Oleh. Drs, Hariyanto _ Blitar

NPA PGRI. 13170200445 

 

Tag; Guru smart, pustakawan smart, orangtua smart, smart city, faqfeya, portalgaruda,

 

Link 1 : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/jadilah-guru-pustakawan-dan-orangtua-yang-smart/

  

2 komentar:

  1. Wah informatif. Saya sebetulnya tertarik dengan pelatihan pustakawan seperti dari perpusnas. Namun, biayanya masih sangat mahal untuk ukuran saya. Hehe ...

    BalasHapus
  2. Salam Literasi bapak, paparannya membuat saya bersemangat untuk menerapkan GLN di sekolah

    BalasHapus