Alhamdulillah. Di Masa Pandemi Covid 19 yang berlangsung sejak Maret 2020 ternyata ada sisi hikmahnya khususnya di bidang literasi. Bagi seorang pebelajar, bagi seorang pelajar dan mahasiswa, bagi guru yang gemar menulis saat ini adalah berkah. Berbagai komunitas bermunculan, berbagai Seminar virtual, Webinar, melalui zoom menebar ilmu yang sangat bermanfaat. Maka sekali lagi beruntunglah bagi insan yang mampu meraih kesempatan memperoleh tebaran ilmu tersebut.
Berikut saya mengisahkan pengalaman
berburu ilmu menulis dan berburu ilmu mendidik dan pembelajaran daring luring. Selain berselancar di Web
Kemendikbud, mengikuti program guru belajar dan program lainnya, yang ternyata
banyak ilmu disana. Ada Guru Berbagi ada Labolatorium maya, ada perpustakaan
digital, ada praktek baik guru, dan banyak lagi informasi penting bagi guru dan
pendidikan.
Bagi guru yang gemar menulis,
berselancar di dunia maya mengantar kepada pertemuan dari ajakan menulis buku
bareng/antologi. Sekitar pertengahan 2019
H.Ahmad Syaihu seorang guru MTs
di Surabaya menawarkan menulis buku antologi bertema Zonasi melalui FB. Salah satu syarat tulisan berdasarkan
pengalaman lapangan, saya pun mengikutinya sebagai Kepala Sekolah di SD. Buku
tersebut akhirnya terbit setelah hampir setahun lamanya. Surprise buku itu
adalah pengalaman pertama saya menulis buku ber ISBN. Bersama 38 penulis
lainnya dari berbagai kalangan guru dan praktisi, dari guru SD sampai Dosen,
menjadikan pengalaman yang membahagiakan. Ini adalah hasil karya di zaman ini
yang mengedepankan kolaborasi untuk tujuan berkarya bersama untuk tujuan
kebaikan. Mengedapankan adanya kekuatan silaturahmi walau pun lewat dunia maya.
Sebuah fenomena baru yang memungkinkan berkarya walau pun tidak pernah bertatap
muka, dan dari tempat saling berjauhan.
Kisah itu berlanjut setelah mengenal beliau H. Ahmad Syaihu. Ternyata beliau adakah guru penulis produktif di web
Gurusiana. Sebuah web kumpulan guru (baik dari kemenag maupun Kemendikbud) yang
gemar menulis berbagai karya dari artikel, cerpen puisi, resensi, kolom,
pentigraf, pantun, dll. Di dalamnya guru yang mengikutinya otomatis mendapatkan
sebuah web, seperti rumah sendiri yang akan diisi dengan karya tulisannya.
Disana pula diberi tantangan menulis setiap hari tanpa henti selama 365 hari.
Berat memang, tetapi saat ini sudah banyak anggota yang sukses melewatinya.
Saya memutuskan tanggal sejak 1 Juli 2020 ikut menjadi anggota Gurusina. Dari kegiatan berselancar kemudian
mampir disana sampai saat ini. Semua itu memberikan pengalaman literasi yang
luar biasa sekaligus untuk melatih diri untuk disiplin menulisnya. Disini juga sebagai ajang silaturahmi dengan
sahabat guru penulis lainnya dengan cara saling mengunjungi blog dan
mengomentarinya. SKSS istilahnya Saling Kunjung Saling Sanjung, dengan cara
saling komentar di blog sesama teman.
Perkenalan saya dengan Gurusiana membuka
cakrawala baru bertemu dengan guru penulis hebat dari seluruh Indonesia. Banyak
guru penulis yang menawarkan menulis
bersama/antologi. Sampai Desember 2020 ini alhamdulillah tercatat sekitar 8
buku antologi saya ikuti antara lain : Pertama “
PPDB Zonasi; Dilema Pendidikan Indonesia”
2020 yang digagas oleh Pak Haji Ahmad Syaihu. Buku kedua
antologi “Elearning Menyenangkan Tanpa Takut Corona” dan buku ketiga
Antologi pantun “Mudita Lega; Antologi 1234 Pantun Lebaran” . Buku ke 4 juga antologi
yang digagas oleh Pak Haji Ahmad Syaihu “ Pancasila Sakti : Kumpulan Kisah Inspiratif
Pembangun Karakter,” Buku ke-5
yaitu : Antologi Pentigraf “ Dari Pledoi Hingga Ajal Menjemput.”
Menyusul buku ke 6 antologi Puisi, “ Samudera dan Langit Biru.” bersama Alee Harsojo dari Sumenep
Madura. Di antologi ke 7 “ Aku Seorang Penulis” , Buku Antologi
ke 8 hasil lomba Media Guru bertemakan “Guru Indonesia Merdeka Berkarya.”
Keberhasilan menulis 8 antologi ini merupakan anugerah
Allah SWT yang luar biasa, dan
menjadikan kenangan indah 2020. Dapat dikatakan pengalaman spetakularku karena
dalam situasi pandemi Covid 19 kami
justeru mampu menulis buku lebih dari satu.. Ini adalah satu hal yang tidak
pernah aku duga
sebelumnya walaupun sebenarnya salah satu dambaanku yaitu menulis buku. Ada
satu harapanku yang belum tercapai di tahun 2020 adalah menulis buku solo. Semoga tercapai di
tahun 2021 ini. Aamiin. Itulah jadi salah satu resolusiku di tahun 2021.
Sebagai guru saya berselancar juga ke Web induk guru PGRI dan beruntung bisa mengikuti satu acara PGRI, dengan tajuk “ Seminar Nasional Guru Blogger PGRI, Membuat
PJJ tidak lagi Membosankan.” pada 28
Oktober 2020. Di acara itu saya mengenal penyaji Om Jay julukan Wijaya Kusumah,
seorang guru sekaligus blogger terkenal dan pengurus PGRI . Beliau memiliki
banyak blog, termasuk blog Guru Penggerak, dan memelopori lomba Blogger guru
Nasional tahun 2020. Lomba itu digelar dalam rangka bulan bahasa di bulan
Oktober. Dengan
deadline beberapa jam, karena informasinya saat itu juga , saya mengikuti lomba blogger untuk pertama
kalinya. Alhamdulillah berkat mengikuti
lomba blogger tersebut kami para peserta dikumpulkan dalam satu grup WA “Komunitas Guru
Blogger,” dan grup WA “ Guru Menulis,”
program PGRI untuk guru yang dipelopori Om Jay. Saya pun lantas mengikut program latihan menulis bersama Om
Jay melalui WA, yang berjalan sampai saat ini. Belakangan ini program Om Jay
berkembang lagi dengan adanya program baru “Belajar Berbicara di Depan
Umum,” Atau Public Speaking.
Di Grup WAG
guru menulis ada kegiatan unik, setiap anggotanya diberi
kesempatan 20 kali pelatihan oleh narasumber pilihan
biasanya dari guru berprestasi dan telah
menerbitkan banyak buku. Setiap anggota diharapkan membuat resume dan di upload
di blognya masing-masing. Tantangan ini
sudah menghasilkan beberapa buku, hasil resume dari pesertanya. Saya termasuk dalam
peserta angkatan ke 5 ( karena ada bangku kosong saat itu), dan sementara baru mampu meresume beberapa
pelatihan. Tekadku adalah selesai meresume 20 naskah yang nantinya bisa
dijadikan buku mandiri seperti sahabat guru terdahulu.
Kisah bertemu dengan Bu Kanjeng pertama kali ketika beliau sebagai
narasumber bersama Om Jay dalam satu seminar virtual. Siapa bu Kanjeng
panggilan akrab dari nama Sri Sugiastuti, ternyata seorang penggerak literasi. Perkenalan
dengan Om Jay dan Bu Kanjeng telah memberi dampak positip dalam dunia
kepenulisan saya. Kedua tokoh yang rajin menuntut ilmu, dengan tidak mengenal
usia memberi kesan tersendiri bagiku. Om Jay saat ini sudah berusia 50 tahunan
masih semangat kuliah dan saat ini sedang mengejar gelar doktornya di bidang
Tehnologi Pendidikan. .Bu Kanjeng berusia 60 tahunan juga menoreh sejarah study
S2 pada saat usia 50 tahun lalu. Keduanya saat ini masih aktif menjadi
penggerak literasi bagi siapa saja penulis pemula utamanya guru-guru.
Berkat jasa mereka saya masuk dalam lingkaran komunitas penulis yang
bersemangat positip. Menulis dalam berbagai tema, guru dari berbagai tingkatan
dan mempunyai blog dengan anekaragamnya. Menjadi anggota WAG blogger guru bernama “ Lagerunal”
= Cakrawala Blogger Guru Nasional, yang dibentuk setelah lomba blogger 2020
menulis blog menjadi lebih hidup. Dengan anggota 172 orang lebih saya bertemu
mereka yang sebagian besar guru penulis blog yang bersemangat. Ini adalah
hikmah silaturahmi, karena semangat berbagi ilmu dan saling mengisi dalam
komunitas itu terjadi di WAG Lagerunal.
Bu Kanjeng termasuk salah satu
anggota WAG lagerunal selalu mendorong para penulis untuk tetap berkarya, sebelum akhirnya menulis
buku solo. Langkah beliau sungguh sangat menginspirasi. Sudah puluhan buku
ditulisnya bertemakan parenting, literasi sampai pembelajaran bahasa inggris.
Tulisan beliau sangat menyentuh, karena senantiasa dilukiskan dengan berbagai
pengalaman nyata di lapangan.
Kepiawaiannya
dalam menggerakkan literasi telah berhasil menggerakkan banyak guru untuk
menulis. Saya bertemu beliau dan menghasilkan beberapa karya buku antologi.
Bukunya sangat cantik covernya dan sangat berbobot isinya. Buku yang semua
terbitan di akhir tahun 2020 dan didistribusikan 2021 antara lain : 1) Pesona
Nusantara dikuratori Bunda Ritawati, 2) Antologi Puisi Kharisma Bunda Mulia, 3)
Antologi Puisi Refleksi dan Resolusi Saat Pandemi. Saya bersyukur masuk dalam
komunitas bersama Bu Kanjeng
Bu Kanjeng termasuk penulis sangat produktif, tidak pernah
mengenal musim. Karena di Masa Pandemi pun terlalu banyak buku yang ditulisnya,
salah satunya “ Catatan Corona Bu Kanjeng, (Pandemi, Kreativitas dan Literasi).
Dalam buku tersebut beliau menceritakan
kisah keseharian dan yang ditemuinya selama masa Pandemi Corona ini.
Ibunda yang memiliki 4 putera ini ternyata mampu mendidik putranya dengan baik.
Menjadi putra yang peduli sesama, mungkin apa yang dilakukan Bundanya betul-betul
menurun kebaikannya.
Di halaman 44-45 Bu Kanjeng
mengisahkan kiprah putranya yang ikut relawan melayani pembagian nasi bungkus
dan hand sanitizer. Mengantarkan makanan bagi ODP. Atas saran Bundanya juga
magang di Perpustakaan UNS, juga disarankan magang di Lazis masjid Nurul Huda mengurusi
bimbingan belajar bagi anak-anak menengah ke bawah.
Sungguh
luar biasa beliau yang sudah berusia 60 itu kesehariannya masih sempat
mengajar, pegiat literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, seorang blogger,
Komunitas kepenulisan baik online maupun offline, aktif menulis di Gurusiana,
Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) tentunya masuk juga dikomunitas
“Lagerunal” Cakrawala Blogger Guru Nasional,
Pegiat Literasi Nusantara, Duata Bunda Baca Solo termasuk nasrum
sejumlah workshop.
Sederetan
kisah hidupnya mungkin akan lebih panjang lagi jika dituliskan. Ada satu hal
yang menonjol dari Bunda Kanjeng yaitu
seorang penggerak literasi (motivator
dan fasilitator) dalam kepenulisan. Dr.
Marjuki, M.Pd Ketua IGI Jatim, widyaiswara LPMP Jatim memberi catatan, “ Beliau tidak hanya menulis sendiri tetapi
menjadi kompor bagi penulis-penulis pemula untuk optimis bahwa semua bisa
menulis. Mungkin buku saya tidak akan pernah terbit tanpa bimbingan Bu Astuti
(Bu Kanjeng, pen) yang dengan sabar dan telaten membimbing saya. “ Saya merasa
surprise dengan tulisan ini mengingatkan
pada satu koment di WAG, “ Semoga buku
solonya segera terbit.”. Saya pun mengamini dalam hati dan selalu mengingatnya
hingga kini. Ya Beliau Bu Kanjeng sempat sekali mengomentari tulisan saya. Itu
terjadi dalam silaturahmi dalam sebuah grup WA kepenulisan. Beliau sosok yang
gemar bersilaturahmi walau lewat komentar blog. Istilah blogwalking dalam satu
kegiatan di Lagerunal sering diterapkannya.
Bu Kanjeng memang seorang Bunda inspiratif,
siapa pun bergaul dengan beliau akan terpengaruh setidaknya pandai menulis dan
bisa menulis buku. Seperti pepatah, siapa bergaul dengan tukang pandai akan
berbau arang, sebaliknya bergaul dengan penjual minyak wangi akan harum. Saya bersyukur bisa menjadi satu grup
komunitas Lagerunal bersama Bu Kanjeng. Saya bersyukur bertemu dengan sosok Om
Jay. Semua itu terjadi dari jarak jauh di dunia maya melalui grup WA. Berkat
kekuatan silaturahmi jarak jauh tersebut ternyata menghasilkan produk berupa
karya buku baik buku antologi maupun buku solo.
Bersyukur
kegiatan berselancar juga sampai pada malam ini bertemu di Zoom bersama Om Jay
dan Bu Kanjeng kembali. Dengan membawa Topik: Menggiatkan Literasi di Kalangan
Guru, Selasa, 9 Februari 2021 berlangsung lebih dari 2 jam tanpa terasa. Karena
malam itu ternyata zoom dihadiri sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia.
Berbagai pertanyaan berkisar pada masalah cara menerbitkan buku ber ISBN,
menentukan judul dan tema, cara menyusun dan semua dijawab dengan baik oleh Bu
Kanjeng. Bahkan peserta dari berbagai pelosok jika ingin diterbitkan bukunya
bisa dibantu diedit dan dibawakan ke penerbit oleh beliau. Luar biasa,
kehadiran Bu Kanjenga malam itu benar-benar menjadi penyejuk banyak guru
sekaligus membuktikan sebagai penggerak literasi guru se Indonesia. Semua ini
juga berkat tangan dingin Om Jay yang juga tidak pernah bosan menyelenggarakan
program-program menarik dan membuat guru lebih berdaya. Dari soom malam ini ada
salah satu peserta terkecil, Nova masih duduk di kelas 5 SD yang sudah
mempunyai coretan cerpen dan cerita bergambar.
Begitulah
kisah guru berselancar di masa pandemi. Berselancar literasi menulis dimasa
sulit, ternyata juga ada kemudahan di baliknya. Om Jay dan Bu Kanjeng salah
satu pembuka cakrawala menulis bagi guru, pelita ilmu yang menerangi dan patut
ditiru. Penggerak guru yang senantiasa bergerak di segala medan tak kenal
waktu. Lagi-lagi saya bersyukur telah bertemu dengan mereka berdua di dunia
maya. Semoga mereka selalu diberikan kekuatan dan kesehatan serta rezeki
berlimpah dari Allah SWT. Aamiin.
Semoga
kisah ini bermanfaat. Aamiin.
Blitar, 9 Februari 2021
NPA PGRI 13170200445
1.
Link YPTD : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/guru-berselancar-berliterasi-menulis-di-masa-pandemi/
2.
Link Blog pribadi : https://hariyanto17.blogspot.com/2021/02/guru-berselancar-berliterasi-menulis-di.html
Blitar, 9 Februari 2021
NPA PGRI 13170200445
Kisah yang menginspirasi kita semua untuk terus mencari ilmu tentang menulis. Sukses terus, Pak Hariyanto
BalasHapusTerimakasih Pak Mazmo
HapusKisah yang menginspirasi kita semua untuk terus mencari ilmu tentang menulis. Sukses terus, Pak Hariyanto
BalasHapusLuar biasa, kegiatan yang sangat menginspirasi
BalasHapusKisah ini sangat menginspirai pembaca untuk larut dan ikut serta. Luar biasa.
BalasHapusTerimakasih Om Bajuri
HapusMantul...💪💪💪✍️✍️✍️✍️
BalasHapus