Selasa, 09 Februari 2021

Guru Berselancar Berliterasi Menulis di Masa Pandemi

       


   


             Alhamdulillah. Di Masa Pandemi Covid 19 yang berlangsung sejak Maret 2020 ternyata ada sisi hikmahnya khususnya di bidang literasi. Bagi seorang pebelajar, bagi seorang pelajar dan mahasiswa, bagi guru yang gemar menulis saat ini adalah berkah. Berbagai komunitas bermunculan, berbagai Seminar virtual, Webinar, melalui zoom menebar ilmu yang sangat bermanfaat. Maka sekali lagi beruntunglah bagi insan yang mampu meraih kesempatan memperoleh tebaran ilmu tersebut.

            Berikut saya mengisahkan pengalaman berburu ilmu menulis dan berburu ilmu mendidik dan pembelajaran  daring luring. Selain berselancar di Web Kemendikbud, mengikuti program guru belajar dan program lainnya, yang ternyata banyak ilmu disana. Ada Guru Berbagi ada Labolatorium maya, ada perpustakaan digital, ada praktek baik guru, dan banyak lagi informasi penting bagi guru dan pendidikan. 

            Bagi guru yang gemar menulis, berselancar di dunia maya mengantar kepada pertemuan dari ajakan menulis buku bareng/antologi. Sekitar pertengahan 2019  H.Ahmad Syaihu  seorang guru MTs di Surabaya menawarkan menulis buku antologi bertema Zonasi melalui  FB. Salah satu syarat tulisan berdasarkan pengalaman lapangan, saya pun mengikutinya sebagai Kepala Sekolah di SD. Buku tersebut akhirnya terbit setelah hampir setahun lamanya. Surprise buku itu adalah pengalaman pertama saya menulis buku ber ISBN. Bersama 38 penulis lainnya dari berbagai kalangan guru dan praktisi, dari guru SD sampai Dosen, menjadikan pengalaman yang membahagiakan. Ini adalah hasil karya di zaman ini yang mengedepankan kolaborasi untuk tujuan berkarya bersama untuk tujuan kebaikan. Mengedapankan adanya kekuatan silaturahmi walau pun lewat dunia maya. Sebuah fenomena baru yang memungkinkan berkarya walau pun tidak pernah bertatap muka, dan dari tempat saling berjauhan.

            Kisah itu berlanjut setelah mengenal beliau  H. Ahmad Syaihu. Ternyata beliau  adakah guru penulis produktif di web Gurusiana. Sebuah web kumpulan guru (baik dari kemenag maupun Kemendikbud) yang gemar menulis berbagai karya dari artikel, cerpen puisi, resensi, kolom, pentigraf, pantun, dll. Di dalamnya guru yang mengikutinya otomatis mendapatkan sebuah web, seperti rumah sendiri yang akan diisi dengan karya tulisannya. Disana pula diberi tantangan menulis setiap hari tanpa henti selama 365 hari. Berat memang, tetapi saat ini sudah banyak anggota yang sukses melewatinya.

            Saya memutuskan tanggal sejak 1 Juli 2020 ikut  menjadi anggota Gurusina. Dari kegiatan berselancar kemudian mampir disana sampai saat ini. Semua itu memberikan pengalaman literasi yang luar biasa sekaligus untuk melatih diri untuk disiplin menulisnya.  Disini juga sebagai ajang silaturahmi dengan sahabat guru penulis lainnya dengan cara saling mengunjungi blog dan mengomentarinya. SKSS istilahnya Saling Kunjung Saling Sanjung, dengan cara saling komentar di blog sesama teman.

            Perkenalan saya  dengan Gurusiana  membuka cakrawala baru bertemu dengan guru penulis hebat dari seluruh Indonesia. Banyak guru penulis yang menawarkan  menulis bersama/antologi. Sampai Desember 2020 ini alhamdulillah tercatat sekitar 8 buku antologi saya ikuti antara lain : Pertama “ PPDB  Zonasi; Dilema Pendidikan Indonesia” 2020 yang digagas oleh Pak Haji Ahmad Syaihu.  Buku kedua antologi “Elearning Menyenangkan Tanpa Takut Corona” dan buku ketiga Antologi pantun “Mudita Lega; Antologi 1234 Pantun Lebaran” . Buku ke 4 juga antologi yang digagas oleh Pak Haji Ahmad Syaihu “ Pancasila Sakti : Kumpulan Kisah Inspiratif Pembangun Karakter,”  Buku ke-5 yaitu : Antologi Pentigraf “ Dari Pledoi Hingga Ajal Menjemput.” Menyusul buku ke 6 antologi Puisi, “ Samudera dan Langit Biru.” bersama Alee Harsojo dari Sumenep Madura. Di antologi ke 7 “ Aku Seorang Penulis” , Buku Antologi ke 8 hasil lomba Media Guru bertemakan “Guru Indonesia Merdeka Berkarya.”

            Keberhasilan  menulis 8 antologi ini merupakan anugerah Allah SWT yang luar biasa, dan menjadikan kenangan indah 2020. Dapat dikatakan pengalaman spetakularku karena dalam situasi pandemi Covid 19  kami justeru mampu menulis buku lebih dari satu.. Ini adalah satu hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya walaupun sebenarnya salah satu dambaanku yaitu menulis buku. Ada satu harapanku yang belum tercapai di tahun 2020 adalah menulis buku solo. Semoga tercapai di tahun 2021 ini. Aamiin. Itulah jadi salah satu resolusiku di tahun 2021.

            Sebagai guru saya berselancar juga ke Web induk guru PGRI  dan  beruntung bisa  mengikuti satu acara  PGRI, dengan tajuk  “ Seminar Nasional Guru Blogger PGRI, Membuat PJJ tidak lagi Membosankan.”  pada  28 Oktober 2020. Di acara itu  saya mengenal penyaji Om Jay julukan Wijaya Kusumah, seorang guru sekaligus blogger terkenal dan pengurus PGRI . Beliau memiliki banyak blog, termasuk blog Guru Penggerak, dan memelopori lomba Blogger guru Nasional  tahun 2020. Lomba itu digelar dalam rangka bulan bahasa di bulan Oktober. Dengan deadline beberapa jam, karena informasinya saat itu juga , saya mengikuti lomba blogger untuk pertama kalinya. Alhamdulillah berkat mengikuti lomba blogger tersebut kami para peserta  dikumpulkan dalam satu grup WA “Komunitas Guru Blogger,” dan  grup WA “ Guru Menulis,” program PGRI untuk guru yang dipelopori  Om Jay. Saya pun lantas   mengikut program latihan menulis bersama Om Jay melalui WA, yang berjalan sampai saat ini. Belakangan ini program Om Jay berkembang lagi dengan adanya program baru “Belajar Berbicara di Depan Umum,”  Atau Public Speaking.

            Di Grup WAG guru menulis ada kegiatan unik, setiap anggotanya diberi kesempatan 20 kali pelatihan oleh narasumber pilihan biasanya  dari guru berprestasi dan telah menerbitkan banyak buku. Setiap anggota diharapkan membuat resume dan di upload di blognya  masing-masing. Tantangan ini sudah menghasilkan beberapa buku, hasil  resume dari pesertanya. Saya termasuk dalam peserta angkatan ke 5 ( karena ada bangku kosong saat itu), dan sementara baru mampu meresume beberapa pelatihan. Tekadku adalah selesai meresume 20 naskah yang nantinya bisa dijadikan buku mandiri seperti sahabat guru  terdahulu.

            Kisah bertemu dengan Bu Kanjeng pertama kali ketika beliau sebagai narasumber bersama Om Jay dalam satu seminar virtual. Siapa bu Kanjeng panggilan akrab dari nama Sri Sugiastuti, ternyata seorang penggerak literasi. Perkenalan dengan Om Jay dan Bu Kanjeng telah memberi dampak positip dalam dunia kepenulisan saya. Kedua tokoh yang rajin menuntut ilmu, dengan tidak mengenal usia memberi kesan tersendiri bagiku. Om Jay saat ini sudah berusia 50 tahunan masih semangat kuliah dan saat ini sedang mengejar gelar doktornya di bidang Tehnologi Pendidikan. .Bu Kanjeng berusia 60 tahunan juga menoreh sejarah study S2 pada saat usia 50 tahun lalu. Keduanya saat ini masih aktif menjadi penggerak literasi bagi siapa saja penulis pemula utamanya guru-guru.

             Berkat jasa mereka saya  masuk dalam lingkaran komunitas penulis yang bersemangat positip. Menulis dalam berbagai tema, guru dari berbagai tingkatan dan mempunyai blog dengan anekaragamnya. Menjadi  anggota WAG blogger guru bernama “ Lagerunal” = Cakrawala Blogger Guru Nasional, yang dibentuk setelah lomba blogger 2020 menulis blog menjadi lebih hidup. Dengan anggota 172 orang lebih saya bertemu mereka yang sebagian besar guru penulis blog yang bersemangat. Ini adalah hikmah silaturahmi, karena semangat berbagi ilmu dan saling mengisi dalam komunitas itu terjadi di WAG Lagerunal.

            Bu Kanjeng termasuk salah satu anggota WAG lagerunal selalu mendorong para penulis  untuk tetap berkarya, sebelum akhirnya menulis buku solo. Langkah beliau sungguh sangat menginspirasi. Sudah puluhan buku ditulisnya bertemakan parenting, literasi sampai pembelajaran bahasa inggris. Tulisan beliau sangat menyentuh, karena senantiasa dilukiskan dengan berbagai pengalaman nyata di lapangan.

Kepiawaiannya dalam menggerakkan literasi telah berhasil menggerakkan banyak guru untuk menulis. Saya bertemu  beliau dan  menghasilkan beberapa karya buku antologi. Bukunya sangat cantik covernya dan sangat berbobot isinya. Buku yang semua terbitan di akhir tahun 2020 dan didistribusikan 2021 antara lain : 1) Pesona Nusantara dikuratori Bunda Ritawati, 2) Antologi Puisi Kharisma Bunda Mulia, 3) Antologi Puisi Refleksi dan Resolusi Saat Pandemi. Saya bersyukur masuk dalam komunitas bersama Bu Kanjeng                     

 Bu Kanjeng termasuk  penulis sangat produktif, tidak pernah mengenal musim. Karena di Masa Pandemi pun terlalu banyak buku yang ditulisnya, salah satunya “ Catatan Corona Bu Kanjeng, (Pandemi, Kreativitas dan Literasi). Dalam buku tersebut beliau menceritakan  kisah keseharian dan yang ditemuinya selama masa Pandemi Corona ini. Ibunda yang memiliki 4 putera ini ternyata mampu mendidik putranya dengan baik. Menjadi putra yang peduli sesama, mungkin apa yang dilakukan Bundanya betul-betul menurun kebaikannya.

            Di halaman 44-45 Bu Kanjeng mengisahkan kiprah putranya yang ikut relawan melayani pembagian nasi bungkus dan hand sanitizer. Mengantarkan makanan bagi ODP. Atas saran Bundanya juga magang di Perpustakaan UNS, juga disarankan magang  di Lazis masjid Nurul Huda mengurusi bimbingan belajar bagi anak-anak menengah ke bawah.

Sungguh luar biasa beliau yang sudah berusia 60 itu kesehariannya masih sempat mengajar, pegiat literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, seorang blogger, Komunitas kepenulisan baik online maupun offline, aktif menulis di Gurusiana, Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) tentunya masuk juga dikomunitas “Lagerunal” Cakrawala Blogger Guru Nasional,  Pegiat Literasi Nusantara, Duata Bunda Baca Solo termasuk nasrum sejumlah workshop.

Sederetan kisah hidupnya mungkin akan lebih panjang lagi jika dituliskan. Ada satu hal yang  menonjol dari Bunda Kanjeng yaitu seorang penggerak literasi  (motivator dan fasilitator) dalam kepenulisan.  Dr. Marjuki, M.Pd Ketua IGI Jatim, widyaiswara LPMP Jatim memberi catatan,  “ Beliau tidak hanya menulis sendiri tetapi menjadi kompor bagi penulis-penulis pemula untuk optimis bahwa semua bisa menulis. Mungkin buku saya tidak akan pernah terbit tanpa bimbingan Bu Astuti (Bu Kanjeng, pen) yang dengan sabar dan telaten membimbing saya. “ Saya merasa surprise dengan  tulisan ini mengingatkan pada satu koment di WAG,  “ Semoga buku solonya segera terbit.”. Saya pun mengamini dalam hati dan selalu mengingatnya hingga kini. Ya Beliau Bu Kanjeng sempat sekali mengomentari tulisan saya. Itu terjadi dalam silaturahmi dalam sebuah grup WA kepenulisan. Beliau sosok yang gemar bersilaturahmi walau lewat komentar blog. Istilah blogwalking dalam satu kegiatan di Lagerunal sering diterapkannya.

 Bu Kanjeng memang seorang Bunda inspiratif, siapa pun bergaul dengan beliau akan terpengaruh setidaknya pandai menulis dan bisa menulis buku. Seperti pepatah, siapa bergaul dengan tukang pandai akan berbau arang, sebaliknya bergaul dengan penjual minyak wangi akan  harum. Saya bersyukur bisa menjadi satu grup komunitas Lagerunal bersama Bu Kanjeng. Saya bersyukur bertemu dengan sosok Om Jay. Semua itu terjadi dari jarak jauh di dunia maya melalui grup WA. Berkat kekuatan silaturahmi jarak jauh tersebut ternyata menghasilkan produk berupa karya buku baik buku antologi maupun buku solo.

Bersyukur kegiatan berselancar juga sampai pada malam ini bertemu di Zoom bersama Om Jay dan Bu Kanjeng kembali. Dengan membawa Topik: Menggiatkan Literasi di Kalangan Guru, Selasa, 9 Februari 2021 berlangsung lebih dari 2 jam tanpa terasa. Karena malam itu ternyata zoom dihadiri sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia. Berbagai pertanyaan berkisar pada masalah cara menerbitkan buku ber ISBN, menentukan judul dan tema, cara menyusun dan semua dijawab dengan baik oleh Bu Kanjeng. Bahkan peserta dari berbagai pelosok jika ingin diterbitkan bukunya bisa dibantu diedit dan dibawakan ke penerbit oleh beliau. Luar biasa, kehadiran Bu Kanjenga malam itu benar-benar menjadi penyejuk banyak guru sekaligus membuktikan sebagai penggerak literasi guru se Indonesia. Semua ini juga berkat tangan dingin Om Jay yang juga tidak pernah bosan menyelenggarakan program-program menarik dan membuat guru lebih berdaya. Dari soom malam ini ada salah satu peserta terkecil, Nova masih duduk di kelas 5 SD yang sudah mempunyai coretan cerpen dan cerita bergambar.

Begitulah kisah guru berselancar di masa pandemi. Berselancar literasi menulis dimasa sulit, ternyata juga ada kemudahan di baliknya. Om Jay dan Bu Kanjeng salah satu pembuka cakrawala menulis bagi guru, pelita ilmu yang menerangi dan patut ditiru. Penggerak guru yang senantiasa bergerak di segala medan tak kenal waktu. Lagi-lagi saya bersyukur telah bertemu dengan mereka berdua di dunia maya. Semoga mereka selalu diberikan kekuatan dan kesehatan serta rezeki berlimpah dari Allah SWT. Aamiin.

Semoga kisah ini bermanfaat. Aamiin.

 

Blitar, 9 Februari 2021

NPA PGRI  13170200445

           

 

 

1.      Link YPTD  : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/guru-berselancar-berliterasi-menulis-di-masa-pandemi/

2.      Link Blog pribadi : https://hariyanto17.blogspot.com/2021/02/guru-berselancar-berliterasi-menulis-di.html

 

 

 

 

Blitar, 9 Februari 2021

NPA PGRI  13170200445 

7 komentar:

  1. Kisah yang menginspirasi kita semua untuk terus mencari ilmu tentang menulis. Sukses terus, Pak Hariyanto

    BalasHapus
  2. Kisah yang menginspirasi kita semua untuk terus mencari ilmu tentang menulis. Sukses terus, Pak Hariyanto

    BalasHapus
  3. Kisah ini sangat menginspirai pembaca untuk larut dan ikut serta. Luar biasa.

    BalasHapus
  4. Mantul...💪💪💪✍️✍️✍️✍️

    BalasHapus