Rabu, 24 Februari 2021

Proloog Literasi dan GLS di Indonesia



 Pengertian Literasi dalam Wikipedia adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. 

Dalam bahasa latin disebut sebagai literatus yang berarti orang belajar. Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Intinya adalah pengertian literasi merujuk kepada adanya pembelajaran yang mengarah kepada kemampuan membaca dan menulis untuk pemahaman suatu ide.

Dalam perkembangannya pengertian ke arah membaca dan menulis dianggap istilah terlalu sempit sehingga muncul istilah literasi digital, literasi numerasi, literasi finansial dll. Seperti Sebagai contoh, PISA (Programme for International Student Assesment) yang dikoordinasikan oleh OECD telah mengategorikan literasi menjadi (a) literasi keilmu-alaman (scientifical literacy), (b) keberaksaraan matematis (mathematical literacy), dan (c) literasi membaca (reading literacy). Sedangkan  UNESCO menyatakan adanya literasi informasi dan literasi media. 

Di Indonesia menerapkan adanya  5 jenis  Literasi dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI. Bersama dengan kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.

Di Indonesia, pada awalnya literasi dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya

merambah pada masalah baca tulis saja, bahkan sampai pada tahap multiliterasi.

Apa yang dimaksud multiliterasi ?

Multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015).

Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni fondasi literasi atau literasi dasar

Berikut adalah Tabel 2.1 yang memaparkan kecakapan abad XXI tersebut.

 


Sementara untuk pembentukan budi pekerti dan karakter GLS diarahkan kepada nilai-nilai Pancasila, disamping 16 nilai di tabel. Nilai tersebut tercantum dalam tabel berikut :

 



Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan mulai Maret 2016 oleh Kemendikbud merupakan salah satu pilar gerakan literasi bangsa ini disamping Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat. GLS menerima tugas menanamkan pondasi kuat tentang literasi dasar dan ketrampilan abad XXI serta karakter yang baik untuk menyambut masa depan siswa. Tugas itu begitu penting sehingga menjadi tugas mulai bagi guru dan siapa saja yang menggerakkan literasi di sekolahnya. Inilah tantangan kebaikan di masa kini, dimasa sulit di tengah penggunaan Android yang kurang terarah dan budaya baca yang rendah . 

Tujuan Literasi  secara umum :

1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.

2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.

3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.

4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri seseorang.

5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.

6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas.

7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah :

1. menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi.

2. membentuk warga sekolah yang literat dalam hal: 

a. baca tulis, b. numerasi, c. sains, d. digital, e. finansial, f. budaya dan kewargaan.

Manfaat Literasi antara lain :

1. Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” seseorang.

2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.

3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.

4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.

5. Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin meningkat.

6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.

7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.

8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.

9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

Demikian sekilas Literasi di Indonesia dan pengantar Gerakan Literasi Sekolah. Semoga tulisan ini menambah keyakinan akan pentingnya GLS di setiap sekolah. Aamiin.


Blitar, 24 Februari 2021

Oleh  Hariyanto – Blitar

1. Link YPTD  : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/proloog-literasi-dan-gls-di-indonesia/

2. Link Blog Pribadi : 

NPA PGRI. 13170200445


Tidak ada komentar:

Posting Komentar