Rabu, 17 Februari 2021

Menggerakkan Literasi Perlu Kolaborasi

 


 

Gerakan Literasi Nasional telah dicanangkan Pemerintah sejak 2016, dan dirintislah berbagai program oleh Kemndikbud untuk mendukungnya. Sebut saja program : Gerakan Literasi Sekolah untuk merangsang minat baca di pendidikan dasar, dan program Gerakan  Sagusabu Satu Guru Satu Buku untuk meningkatkan kompetensi guru dalam hal baca tulis.

Terakhir selalu diberi catatan, bahwa keberhasilan sebuah gerakan perlu adanya kerjasama (kolaborasi) semua pihak. Seperti ini catatannya :

“Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.”

Salah satu komponen penting adanya buku adalah penerbit. Selama ini beberapa penerbit telah mengadakan berbagai webinar, tentang banyak topik termasuk cara menerbitkan buku. Ada juga penerbit Media Guru yang berhasil menerbitkan ribuan buku dalam kurun 4 tahun. Sebuah penerbitan banyak terkena imbas akibat perubahan zaman, seperti beralihnya budaya baca ke budaya lesan dan membaca dari HP. Kasus Pandemi Covid 19 juga memperparah keadaan. Tetapi kedua penerbit itu mengaku tidak pernah kekurangan naskah. Media guru justeru mampu menerbitkan ribuan naskah buku. Terakhir juga mampu menerbitkan majalah digital “Literasi.”

Mengapa sebuah penerbit bisa “hidup” ditengah kelesuan ekonomi dan perubahan zaman. Jika kita tilik rahasianya sebenarnya mudah ditebak. Mereka yang sukses adalah mereka yang melibatkan guru untuk lebih berdaya. Dalam hal ini memberdayakan guru agar trampil menulis, lalu mefasilitasi pendampingan sampai ke penerbitan bukunya. Itulah salah satu “bocoran” Muhammad Ihsan, CEO dari Media Guru.

Media guru telah berhasil melatih ribuan guru sekaligus membuat guru menulis lebih dari 10 ribu buku. Ini  menjungkirbalikkan pameo bahwa guru tidak bisa menulis, ( waktu itu menulis PTK, PTS apalagi buku ). Ini guru seluruh Indonesia. Puncaknya Media Guru berhasil mendapat piala Monograf  dari Perpusnas sebagai penerbit terproduktif buku-buku  karya para guru di tahun 2019 lalu.

Saat ini saya juga mengenal penerbit YPTD, yang mengambil langkah menggratiskan menerbitkan buku, dan telah melibatkan guru dalam satu event lomba menulis. Itu langkah tepat.

Bupati Grobogan, Bupati Sri Sumarni mendapatkan penghargaan sebagai tokoh Penggerak Literasi Nasional tahun 2019 di Balai Pertemuan Pemprov DKI Jakarta. Penyerahan penghargaan diserahkan langsung oleh CEO mediaguru, Mohammad Ichsan diwakili Instruktur Nasional Media Guru, Dra. Yasmi, M.Pd

Selain Kabupaten Grobogan, penghargaan juga diberikan kepada lima tokoh yang ikut berpartisipasi dalam pergerakan literasi di Indonesia.  Yaitu  Bupati Tanah Datar, Walikota Binjai, Kakanwil Kemenag Sumbar, dan Kakanwil Kemenag Kabupaten Bintan.

Penghargaan Literasi yang diterima Bupati Sri Sumarni berawal dari gerakan Literasi di Kabupaten Grobogan sejak tahun 2016 lalu.  Program menjadi Kabupaten Literasi ini menjadikan Dinas Pendidikan Grobogan melakukan inisiatif Gerakan Literasi dan aktif dalam kegiatan literasi dengan memberikan apresiasi pada penggiat dan pelaku Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

”Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian,”  kata Sri Sumarni mengutip kata Pramoedya Ananta Toer.

Program Gerakan Menulis Seribu Buku (Gelis Ibu) yang digerakan Dinas Pendidikan Grobogan dalam menggelorakan literasi. Program Gelis Ibu ditargetkan sampai akhir tahun 2020 bisa tercapai untuk mengukuhkan Kabupaten Grobogan sebagai Kabupaten Literasi nasional.

Kepeloporan seorang Bupati dalam program Literasi ini patut ditiru oleh Kepala Daerah lainnya di seluruh Indonesia.

Inilah salah satu bentuk kolaborasi semua pihak. Tantangannya berat, tapi harus terus maju. Siapkah ? Semoga.

 

Blitar, 17 Februari 2021

Oleh. Drs. Hariyanto – Blitar

1 komentar: