Senin, 15 Maret 2021

Pentigraf Lambaian Terakhir Pak Pono

 

Orang pasti menyangka kalau beliau seorang guru aktif , karena setiap pagi selalu hadir di sekolah, bahkan paling awal memasuki halaman sekolah. Seragamnya lengkap dengan assesoris nama dan simbul korpri dari besi kuningan. Jika ada siswa tidak benar berbarisnya beliau juga menegur layaknya seorang guru sedang menanamkan nilai kedisiplinan.

 

Jauh sebelumnya Pak Pono nama singkatnya memang guru yang aktif di sekolah itu. Hari–hari selanjutnya adalah memasuki masa pensiun yang membuatnya tidak bisa “move on.” Pak Pono masih menganggap dirinya serang guru yang aktif. Ikut membina kedisplinan siswa terutama ketika di luar kelas. Guru dan Kepala Sekolah sangat menghormati beliau, karena memang sikapnya sangat baik semua warga sekolah di sana. Beliau selalu hadir di awal waktu sekolah, dan pergi meninggalkan sekolah jika siswa sudah memasuki ruang. Kejadian itu berlangsung 5 bulan ini semenjak beliau memasuki masa pensiun.

 

Perawakannya tinggi besar dan di usia ke-60 ini masih mempunyai rambut hitam nan lurus, belum ada uban yang tumbuh. Wajahnya masih seperti pria usia 40 – 50 tahunan. Masih energik dan ramah terhadap setiap orang. Hal itu yang membuat semua orang segan padanya. Hari ini seperti biasa, Pak Pono selesai dengan agenda hariannya dan hendak pulang. Sepeda motor maticnya sudah distarter. Lambaian tangannya yang khas diiringi senyum sumringah rupanya menandai lambaian terakhir kalinya. Sekolah itu tertimbun longsor dan amblas masuk ke dalam tanah tadi malam, karena peristiwa likuifaksi. Tidak ada korban manusia.

 

Blitar , 15 Maret 2021 @ by. Hariyanto

 

2 komentar:

  1. Ikut sedih membaca kisah akhir pak Pono.
    Namanya usia kita ngga pernah tahu ya mas kapan akan berakhir ..

    BalasHapus
  2. Pak Pono masih Hidup Mas....tidak usah sedih.Hehehe. Maaf begitu skenarionya

    BalasHapus