Orang pasti
menyangka kalau beliau seorang guru aktif , karena setiap pagi selalu hadir di
sekolah, bahkan paling awal memasuki halaman sekolah. Seragamnya lengkap dengan
assesoris nama dan simbul korpri dari besi kuningan. Jika ada siswa tidak benar
berbarisnya beliau juga menegur layaknya seorang guru sedang menanamkan nilai
kedisiplinan.
Jauh
sebelumnya Pak Pono nama singkatnya memang guru yang aktif di sekolah itu. Hari–hari
selanjutnya adalah memasuki masa pensiun yang membuatnya tidak bisa “move on.”
Pak Pono masih menganggap dirinya serang guru yang aktif. Ikut membina
kedisplinan siswa terutama ketika di luar kelas. Guru dan Kepala Sekolah sangat
menghormati beliau, karena memang sikapnya sangat baik semua warga sekolah di sana.
Beliau selalu hadir di awal waktu sekolah, dan pergi meninggalkan sekolah jika
siswa sudah memasuki ruang. Kejadian itu berlangsung 5 bulan ini semenjak
beliau memasuki masa pensiun.
Perawakannya
tinggi besar dan di usia ke-60 ini masih mempunyai rambut hitam nan lurus,
belum ada uban yang tumbuh. Wajahnya masih seperti pria usia 40 – 50 tahunan.
Masih energik dan ramah terhadap setiap orang. Hal itu yang membuat semua orang
segan padanya. Hari ini seperti biasa, Pak Pono selesai dengan agenda hariannya
dan hendak pulang. Sepeda motor maticnya sudah distarter. Lambaian tangannya
yang khas diiringi senyum sumringah rupanya menandai lambaian terakhir kalinya.
Sekolah itu tertimbun longsor dan amblas masuk ke dalam tanah tadi malam,
karena peristiwa likuifaksi. Tidak ada korban manusia.
Blitar , 15
Maret 2021 @ by. Hariyanto
Ikut sedih membaca kisah akhir pak Pono.
BalasHapusNamanya usia kita ngga pernah tahu ya mas kapan akan berakhir ..
Pak Pono masih Hidup Mas....tidak usah sedih.Hehehe. Maaf begitu skenarionya
BalasHapus