Jumat, 05 Maret 2021

GLS Harus Melatih Senang Membaca Senang Menulis

 


Langkah implemantasi GLS di lapangan, idealnya setiap warga negara melaksanakan kegiatan literasi dengan semangat dan sungguh. Semua warga harus berkolaborasi menjalin kerjasama yang baik di semua lini, baik di lingkup keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Karena itu Budayakan Membaca itu untuk kesenangan, karena mengerti manfaat dan paham betul ketika membaca untuk tujuan apa. Membaca senang akhirnya menulis juga senang.

Membaca – Menulis harus menjadi satu kesatuan program GLS.

 

Bagi Guru setidaknya GLS di sekolah dapat digiatkan secara terus menerus. Fokuslah pada Literasi Baca Tulis, sebagai literasi dasar. Dan janganlah pula kegiatan literasi berhenti pada “membaca”, namun harus berlanjut kepada “menulis.”

Konsep seperti ini hendaknya menjadi satu konsep bersama. Karena kegiatan membacanya menjadi bermanfaat dengan hasil lanjutan menulis banyak hal, dari karakter dan budi pekerti sampai sejarah. Dari sejarah keluarga, sejarah kampung, sejarah kota, sejarah daerah, sampai seluasnya. Jadi dengan demikian kegiatan literasi tidak dikonotasikan dengan konsep salah sekedar membaca buku.

Menurut Najwa Shihab Duta Baca Indonesia masih banyak masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang salah paham dengan makna literasi. Bagi mereka, literasi merupakan kemampuan anak dalam membaca, sehingga banyak orang tua merasa cukup jika anaknya 'sudah mampu  mengeja'.
Padahal sejatinya, literasi merupakan kemampuan menalar, yaitu kemampuan orang dalam memproses informasi.

Ada gejala yang dialami masyarakat Indonesia yaitu  aktif membaca bukan membaca aktif. Padahal kedua hal itu merupakan hal yang berbeda. Menurut Najwa, aktif membaca ialah ketika seseorang hanya sekadar membaca sebuah kalimat-kalimat yang tertuang dalam tulisan.
"Maka tidak heran ketika kita membaca yang terjadi adalah malah mengantuk. Hal itu karena kita tidak membaca aktif," papar Najwa. Sementara membaca aktif ialah ketika seseorang dapat benar-benar berinteraksi dengan informasi yang didapatnya.

Sesungguhnya kegiatan membaca buku tidak salah. Karena problem dan masalah besar saat ini adalah rendahnya minat baca di berbagai lini, dari anak sampai dewasa. Namun jika kegiatan membaca dilakukan dengan penuh senang hati, tentu akan mempunyai manfaat yang tinggi, yaitu mampu menulis sesuatu yang bermanfaat.

Untuk menulis dalam bentuk buku memerlukan kerjasama dengan dunia penerbitan. Sehingga diperlukan iklim penerbitan buku yang mudah, seperti saat ini. Dalam prakteknya kegiatan membuat buku juga harus mengikuti zamannya. Jika saat ini trend zaman mulai bergeser ke arah penerbitan buku digital/ebook, maka kegiatan menulis pun harus mengikutinya.

Peran guru saat ini sangat penting dalam GLS. Guru sebagai pendidik dan paham akan makna belajar dan kegiatan literasi dapat dianggap sebagai “sakaguru” (tiang utama) GLS di sekolah masing-masing.

 

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

 

 

Blitar, 5 Maret 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar