Langkah
implemantasi GLS di lapangan, idealnya setiap warga negara melaksanakan
kegiatan literasi dengan semangat dan sungguh. Semua warga harus berkolaborasi
menjalin kerjasama yang baik di semua lini, baik di lingkup keluarga, sekolah
maupun masyarakat.
Karena itu
Budayakan Membaca itu untuk kesenangan, karena mengerti manfaat dan paham betul
ketika membaca untuk tujuan apa. Membaca senang akhirnya menulis juga senang.
Membaca –
Menulis harus menjadi satu kesatuan program GLS.
Bagi Guru
setidaknya GLS di sekolah dapat digiatkan secara terus menerus. Fokuslah pada
Literasi Baca Tulis, sebagai literasi dasar. Dan janganlah pula kegiatan
literasi berhenti pada “membaca”, namun harus berlanjut kepada “menulis.”
Konsep seperti
ini hendaknya menjadi satu konsep bersama. Karena kegiatan membacanya menjadi
bermanfaat dengan hasil lanjutan menulis banyak hal, dari karakter dan budi
pekerti sampai sejarah. Dari sejarah keluarga, sejarah kampung, sejarah kota,
sejarah daerah, sampai seluasnya. Jadi dengan demikian kegiatan literasi tidak
dikonotasikan dengan konsep salah sekedar membaca buku.
Menurut Najwa Shihab Duta
Baca Indonesia masih banyak masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang salah
paham dengan makna literasi. Bagi mereka, literasi merupakan kemampuan anak
dalam membaca, sehingga banyak orang tua merasa cukup jika anaknya 'sudah mampu
mengeja'.
Padahal sejatinya, literasi merupakan kemampuan menalar, yaitu kemampuan orang
dalam memproses informasi.
Ada
gejala yang dialami masyarakat Indonesia yaitu aktif membaca bukan membaca aktif. Padahal
kedua hal itu merupakan hal yang berbeda. Menurut Najwa, aktif membaca ialah
ketika seseorang hanya sekadar membaca sebuah kalimat-kalimat yang tertuang
dalam tulisan.
"Maka tidak heran ketika kita membaca yang terjadi adalah malah mengantuk.
Hal itu karena kita tidak membaca aktif," papar Najwa. Sementara membaca
aktif ialah ketika seseorang dapat benar-benar berinteraksi dengan informasi
yang didapatnya.
Sesungguhnya
kegiatan membaca buku tidak salah. Karena problem dan masalah besar saat ini
adalah rendahnya minat baca di berbagai lini, dari anak sampai dewasa. Namun
jika kegiatan membaca dilakukan dengan penuh senang hati, tentu akan mempunyai
manfaat yang tinggi, yaitu mampu menulis sesuatu yang bermanfaat.
Untuk menulis
dalam bentuk buku memerlukan kerjasama dengan dunia penerbitan. Sehingga
diperlukan iklim penerbitan buku yang mudah, seperti saat ini. Dalam prakteknya
kegiatan membuat buku juga harus mengikuti zamannya. Jika saat ini trend zaman
mulai bergeser ke arah penerbitan buku digital/ebook, maka kegiatan menulis pun
harus mengikutinya.
Peran guru saat
ini sangat penting dalam GLS. Guru sebagai pendidik dan paham akan makna
belajar dan kegiatan literasi dapat dianggap sebagai “sakaguru” (tiang utama)
GLS di sekolah masing-masing.
"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang
akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
Blitar, 5 Maret 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar