Berbagai
ragam kisah inspiratif sering muncul di berbagai daerah dengan segala
pernak-perniknya. Kisah itu selalu meninggalkan kenangan indah seperti harumnya
bunga yang tertinggal dalam hati sepanjang masa.
Ada dokter
tidak menarik ongkos , cukup amplop
sukarela yang kadang kosong isinya. Atau guru pedalaman menganyam pendidikan
siswa di tengah kesunyian namun penuh karya. Bidan desa yang membantu
persalinan di pelosok kampung. Dermawan pemberi nasi agar sesama tak kelaparan.
Pencerah iman menyusuri pantai sampai pinggiran gunung. Para sufi dan ilmuwan
peletak dasar keilmuwan yang gigih mamajukan peradaban manusia. Mereka bak
mutiara berkilau menghias bumi.
Sementara
di pinggiran jalan terdengar suara seorang ibu sedang bercerita di gerobak
jualan. Rupanya dia sedang membacakan cerita untuk putranya yang masih duduk di
kelas 2 SD. Sambil bercerita sang anak sesekali bertanya mengapa begitu Bu ?
Sang ibu menjawab dengan akrabnya. Di bawah sinar temaram bola lampu 10 watt
sang anak rupanya sedang belajar. Di lain waktu belajar berhitung. Terkadang
sang anak membaca sendiri, ibunya menjadi pendengar. Si Husni ternyata seorang
siswa mandiri dan selalu banyak bertanya. Siswa paling cepat memahami isi
bacaan dari buku. Sang ibu menjadi pengurai benang kusut literasi saat ini.
Seperti pesan Ki Hajar Dewantara , semua orang adalah Guru. Kisah sang ibu itu
berhasil membuktikannya.
@Blitar, 17
Maret 2021 by hariyanto
Ibu juga madrasah pertama bagi anak-anaknya
BalasHapusAl -Ummu Madrasah Al -ula
Dari seorang ibulah anak2 mngenal beebagai ilmu... Ibu adalah madrasah pertana bagi anak-anaknya
BalasHapusIbu yang baik...
BalasHapus